Anatomi, Letak, dan Fungsi Lambung

Anatomi, Letak, dan Fungsi Lambung

Anatomi lambung
Anatomi lambung
Credit: wikipedia(dot)org (modifikasi)

Tentang Lambung

Lambung merupakan salah satu organ penting dalam sistem pencernaan. Organ ini berbentuk kantung yang letaknya ada di rongga perut bagian kiri atas, tepat di bawah diafragma. Ia memiliki fungsi utama sebagai organ tempat penyimpanan makanan, dengan volume internal sekitar 50 mL saat kosong dan dapat mencapai 1,0 sampai 1,5 L saat kita makan.

Ketika sangat penuh, ia bisa menampung hingga 4 L dan memanjang hingga hampir sejauh panggul. Lambung secara mekanis memecah partikel makanan, mencairkan makanan, serta memulai pencernaan protein dan lemak secara kimia. Lambung menghasilkan campuran pekat hasil makanan yang telah setengah dicerna yang disebut kimus. Kebanyakan pencernaan terjadi setelah kimus masuk ke usus halus. Lambung juga menghasilkan sekresi yang penting dalam penyerapan vitamin, mengendalikan nafsu makan, dan koordinasi berbagai bagian saluran pencernaan.

Baca juga : 9 Fakta Mengejutkan tentang Organ Lambung




Letak lambung
Letak lambung berada di kuadran kiri atas abdomen
Credit: wikipedia (modifikasi)

Anatomi Umum Lambung

Lambung memiliki bentuk mirip huruf J dan biasanya vertikal pada orang yang berbadan tinggi, sedangkan pada orang yang pendek ia lebih mengarah ke horizontal. Kita bisa menentukan batas lambung dimulai dari esofagus ke duodenum dengan dua cara/jarak. Jarak yang lebih pendek (sekitar 10 cm) adalah sepanjang margin superomedial, menghadap hati, dan disebut kurvatura minor. Jarak yang lebih jauh (sekitar 40 cm) adalah sepanjang margin inferolateral dan disebut kurvatura mayor. Kurvatura minor melekat ke omentum minor yang membentang  hingga ke organ hati, sedangkan omentum mayor melekat ke sepanjang kurvatura mayor.

Lambung dapat dibagi menjadi empat wilayah: (1) Wilayah kardiak (kardia) adalah area kecil dengan panjang sekitar 3 cm diukur dari orificium kardiak. (2) Wilayah fundic (fundus) merupakan bagian yang seperti kubah di bagian atas. (3) Tubuh (corpus) membentuk sebagian besar distal lambung hingga ke orificium kardiak. (4) Wilayah pilorus adalah sebuah kantong yang sedikit sempit di ujung distalnya; wilayah ini dibagi ke dalam antrum (seperti corong) dan kanal pilorus yang sempit. Kanal pilorus berakhir pada pilorus, lorong sempit ke duodenum. Pilorus ini dikelilingi oleh cincin otot polos tebal, sfingter pilori, yang mengatur berjalannya kimus ke duodenum.

Anatomi Mikroskopis Lambung

Dinding lambung memiliki lapisan jaringan yang mirip dengan yang ada pada esofagus (kerongkongan) namun dengan beberapa variasi. Permukaan mukosanya terdiri atas epitel kelenjar kolumnar sederhana. Daerah apikal sel-selnya terisi oleh musin. Setelah disekresikan, musin akan menyatu dengan air dan menjadi semacam lendir (mukus). Ketika lambung penuh, mukosa dan submukosa lambung menjadi datar; tapi saat penuh, lapisan ini berlipat menjadi seperti keriput memanjang yang disebut rugae lambung. Lamina propria hampir seluruhnya ditempati oleh kelenjar tubular. Muskularis eksterna memiliki tiga lapisan, bagian luar memanjang (longitudinal), bagian tengah melingkar (sirkular), dan bagian dalam miring (oblik).

Pada mukosa lambung terdapat banyak lubang-lubang yang disebut pit gastrik yang dilapisi oleh epitel kolumnar yang sama dengan permukaan mukosanya. Dua atau tiga kelenjar tubular membuka ke bawah pada setiap pit gastrik. Kelenjar ini berbentuk seperti gelombang sederhana atau tabung melingkar dengan diameter seragam, kecuali pada titik di mana kelenjar membuka ke dalam lubang untuk penyempitan disebut bagian leher. Di daerah kardia dan pilorus, mereka masing-masing disebut sebagai kelenjar kardia dan kelenjar pilorus. Sisanya selain pada bagian itu, kelenjar ini disebut kelenjar lambung. Secara kolektif, kelenjar ini memiliki jenis sel sebagai berikut:

● Sel mukosa

Sel yang mengeluarkan lendir, mendominasi di kelenjar kardia dan pilorus. Di kelenjar lambung, mereka disebut sel leher mukosa dan terkonsentrasi di leher kelenjar.

● Sel regeneratif (stem)

Sel ini dapat ditemukan di dasar lubang dan leher kelenjar, membelah dengan cepat dan menghasilkan pasokan sel-sel baru terus-menerus. Sel-sel baru yang dihasilkan bermigrasi ke atas ke permukaan lambung serta ke bawah ke kelenjar untuk menggantikan sel-sel yang mati dan jatuh ke dalam lumen lambung.

● Sel parietal

Sel ini kebanyakan ditemukan di bagian atas kelenjar, mensekresi asam klorida (HCl), untuk membantu proses pencernaan; menghasilkan faktor intrinsik berupa glikoprotein yang dibutuhkan untuk penyerapan vitamin B12; dan hormon yang mengatur nafsu makan bernama ghrelin. Sel ini kebanyakan ditemukan pada kelenjar lambung, tetapi beberapa juga ada pada kelenjar pilorus.

● Sel kepala

Dinamakan demikian karena mereka adalah sel yang paling banyak, berperan mengeluarkan enzim lipase yang berfungsi untuk mencerna lemak, serta pepsinogen, prekursor dari enzim pencerna protein yang disebut pepsin. Mereka mendominasi di bagian bawah kelenjar lambung tetapi tidak ditemukan pada kelenjar kardia dan pilorus.

● Sel enteroendokrin

Sel ini terkonsentrasi terutama di ujung bawah kelenjar, fungsinya untuk mensekresikan hormon dan sinyal kimia lainnya yang mengatur proses pencernaan. Mereka dapat ditemukan di semua daerah lambung, tetapi yang paling banyak terdapat di kelenjar lambung dan pilorus. Setidaknya ada delapan jenis, yang masing-masing menghasilkan pesan kimia yang berbeda. Sel G, misalnya, mengeluarkan hormon yang disebut gastrin, yang merangsang sel-sel eksokrin dari kelenjar lambung untuk mengeluarkan asam dan enzim.

Secara umum, kelenjar kardia dan pilorus utamanya berfungi untuk mensekresi lendir; sekresi asam dan enzim terjadi di kelenjar lambung; sedangkan hormon disekresikan pada seluruh bagian lambung.

Meskipun menghasilkan lingkungan kimia yang keras; utamanya karena asam lambung, HCl. Lambung dapat melindungi dirinya dari lingkungan keras yang ia ciptakan sendiri ini dengan tiga cara:

1. Mantel lendir.
Ialah sebuah lapisan lender yang tebal dan bersifat sangat alkali sehingga menolak aksi asam dan enzim.

2. Persimpangan ketat pada sel epitel.
Sel-sel epitel lambung bergabung dengan persimpangan ketat sehingga mencegah asam lambung dari merembes di antara sel-sel tersebut yang dapat merusak jaringan ikat di bawahnya.

3. Penggantian sel epitel.
Sel-sel epitel lambung hanya hidup selama 3 sampai 6 hari dan kemudian terkelupas dalam kimus dan dicerna bersama makanan. Untungnya sel ini berganti dengan sama cepatnya dengan proses pencernaan, yaitu melalui regenerasi sel (pembelahan sel stem) pada pit gastrik.

Jika mekanisme perlindungan ini rusak atau terganggu, dapat terjadi peradangan dan ulkus peptikum.


Referensi:

Saladin K.S. (2013). Human Anatomy 4th Edition. New York:  McGraw-Hill Education
PULSA GRATIS!!!

Kamu punya blog atau punya akses untuk mengelola blog milik instansi tertentu (dinas, puskesmas, RS, universitas, dll)?
dan kamu mau PULSA GRATIS?

Buat artikel yang terkait dg artikel ini atau artikel lain di blog ini, lalu cantumkan URL artikelnya pada artikel kamu sebagai tambahan bacaan. Artikelnya gak perlu panjang-panjang kok, minimal 200 kata sudah boleh. Kalo kamu ada artikel lama yang tinggal diedit untuk ditambahkan URL artikel kami, itu lebih bagus lagi ^_^

Setelah kamu ada artikelnya, beritahu kami dengan cara kirim pesan kepada kami langsung dari menu "Hubungi kami" yang berisi nama kamu, nomor HP, dan URL artikel yang kamu buat.

Kami akan menyeleksi peserta yang memenuhi syarat lalu secara acak akan memilih peserta yang beruntung setiap bulannya untuk mendapatkan pulsa gratis sebesar Rp 20.000,-

Yuk, ikutan! kapan lagi bisa dapat pulsa gratis dengan mudah, hehe :D

Untuk mengirim pesan dan jika ada pertanyaan, hubungi kami disini >> http://www.sainsphd.com/p/hubungi-kami.html

Title : Anatomi, Letak, dan Fungsi Lambung
URL : http://sains-phd.blogspot.com/2016/03/anatomi-letak-dan-fungsi-lambung.html

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »