Menopause: Pengertian, Fisiologi, Respons Psikoseksual, dan Koping
Credit: pixabay(dot)com |
Wanita
memiliki usia harapan hidup lebih tinggi daripada pria. Menurut WHO, usia
harapan hidup wanita Indonesia 67 tahun saat ini dan diperkirakan akan menjadi
75 tahun pada tahun 2025. Secara kodrat wanita mengalami fase perubahan
fisiologis yang berbeda dengan pria.
Mengawali
masa remajanya, wanita mengalami menstruasi yang secara normalnya terjadi setiap
bulan dan berlangsung selama usia reproduktif. Selanjutnya wanita menjalani
masa kehamilan dan menyusui yang melelahkan, fase ini akan berakhir dengan
datangnya masa menopause yang umumnya terjadi pada usia 45 tahun.
► Pengertian Menopause
Menopause
adalah penghentian menstruasi secara permanen atau akhir dari masa reproduksi
(Purwoastuti, 2008). Ibu yang mengalami menopause tidak dapat hamil kembali
walau melakukan aktivitas seksual secara rutin dengan pasangannya. Menopause
merupakan fenomena yang terjadi pada wanita saat mereka memasuki rentang usia
45-55 tahun. Fenomena ini ditandai dengan berhentinya siklus bulanan
(menstruasi) yang disertai dengan sejumlah gejala seperti sakit kepala dan
pendarahan. Selain itu masalah depresi dan terhambatnya fungsi seks juga
menjadi salah satu gejala yang tampak pada menopause (Hanifah, 2008).
► Fisiologi Menopause
Ketika
memasuki usia 40 tahun, wanita mulai mengalami siklus haid tanpa ovulasi.
Kondisi ini berkaitan erat dengan menurunnya fungsi ovarium (indung telur)
dalam memproduksi folikel de Graft. Hal ini terjadi kurang lebih 2-8 tahun
sebelum memasuki usia menopause. Penurunan fungsi indung telur dimulai dari
ketidakmampuan sel granulosa untuk menghasilkan inhibin yang mengakibatkan
peningkatan kadar folicle stimulating hormone (FSH) mencapai 20-30 UI/ml,
dengan kadar estrogen normal.
Setelah
fase ini terdapat suatu fase dengan kadar estrogen yang fluktuatif dan ditandai
dengan adanya siklus haid yang mulai tidak teratur. Setelah folikel de Graft
tidak dapat berkembang lagi, maka kadar estrogen akan turun mencapai 10-20
pg/ml yang mengakibatkan haid terhenti (Purwoastuti,
2008).
► Masalah Kesehatan Pada
Menopause
Masalah
kesehatan pada ibu menopause dapat terjadi pada dalam jangka panjang dan jangka
pendek. Masalah kesehatan ini bervariasi pada setiap ibu menopause. Masalah
kesehatan jangka pendek pada usia menopause, antara lain:
● Masalah Kesehatan Jangka Pendek pada Menopause
- Gejala psikologi
Gejala
kejiwaan seperti cemas, mudah marah, emosi tidak terkontrol, mudah tersinggung,
gelisah, rasa hampa, rasa sedih yang berlebihan, merasa bersalah, dan tertekan
dan sulit tidur. Ibu merasa kesepian tanpa alasan yang jelas.
- Rasa tidak nyaman
Rasa
tidak nyaman seperti semburan panas, merasa kedinginan, berkeringat di malam
hari, mudah sakit kepala, nyeri otot, sakit seluruh tubuh, dan mudah lelah. Ibu
menopause dapat terganggu aktivitas fisiknya.
- Gejala fisik
Gejala
fisik yang lain adalah rambut menipis dan mudah terbelah serta mudah rontok,
kulit menjadi tipis, kering dan keriput. Mulut terasa kering dan sering
sariawan, gusi mudah berdarah dan gigi mudah goyang. Kuku sering rusak sehingga
berpengaruh terhadap penampilan ibu. Pandangan menjadi terganggu dikarenakan
selaput lendir mata mengering. Hal ini akan mempengaruhi harga diri ibu.
- Masalah seksual
Masalah
seksual yang terjadi adalah menurunnya keinginan melakukan hubungan seksual,
rasa tidak nyaman saat berhubungan seksual karena liang senggama kering
sehingga menimbulkan rasa nyeri saat berhubungan. Mudah terjadi infeksi saluran
kencing dan terjadi inkontinensia urin. Puting susu mengecil, kurang erektil,
pigmentasi berkurang sehingga payudara datar dan mengendur.
● Masalah Kesehatan Jangka Panjang pada Menopause
Masalah
kesehatan jangka panjang pada usia menopause, juga bervariasi pada ibu
menopause tergantung dari kebiasaan ibu dalam mengonsumsi makanan yang bergizi
dan aktivitas olah raga yang sering dilakukan oleh ibu sebelum masa menopause
tiba. Masalah jangka panjang yang terjadi pada ibu menopause, antara lain:
- Osteoporosis
Osteoporosis
mengakibatkan menurunnya hormon estrogen, kekurangan kalsium, kekurangan
vitamin D dan kurang berolahraga. Gejalanya tidak jelas, sering ditandai nyeri
sendi dan nyeri tulang belakang.
- Jantung koroner
Penyakit
jantung koroner mengakibatkan pembuluh darah yang mengalirkan darah ke otot
jantung (pembuluh darah koroner) tersumbat sehingga fungsi jantung terganggu.
Terjadinya penyakit jantung koroner erat hubungannya dengan tekanan darah
tinggi, tingginya kolesterol dalam darah, tingginya kadar gula dalam darah,
kegemukan, stres.
- Demensia tipe Alzheimer
Penyakit
Alzheimer berupa kemunduran fungsi mental dan inteligensia karena kerusakan
jaringan otak yang antara lain disebabkan kekurangan hormon estrogen yang
terlalu lama dan berat. Hal ini dapat mempengaruhi cara berpikir.
- Stroke
Stroke
adalah suatu kondisi terhentinya suplai oksigen yang terjadi akibat sumbatan
atau pecahnya pembuluh darah di otak sehingga menyebabkan kerusakan pada
jaringan otak. Akibat stroke dapat berupa kelumpuhan, gangguan anggota gerak
atau ketidakmampuan berbicara.
► Respons Psikologis pada Menopause
Beberapa
gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah tersinggung,
sukar untuk tidur, tertekan, gugup, rasa kesepian, tidak sabar, tegang
(tension), cemas serta depresi.
Ada
juga wanita yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan
seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka, mudah
cemburu serta kurang percaya diri karena merasa kehilangan femininitas karena
fungsi reproduksi yang hilang. Keluhan psikologis yang merupakan tanda dan
gejala dari menopause berupa ingatan menurun dan kecemasan, dapat berpengaruh
pada cara berpikir dan bersosialisasi ibu menopause:
● Ingatan Menurun pada Masa Menopause
Ibu
menopause mengalami suatu keadaan penurunan dalam mengingat sesuatu. Hal ini
dapat mengganggu ibu dalam bersosialisasi sehingga dapat menurunkan harga diri
ibu (Lueckenotte,
2000).
● Kecemasan pada Masa Menopause
Banyak
ibu-ibu yang mengeluh bahwa setelah menopause merasa menjadi mudah cemas.
Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam
menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Misalnya jika
dahulu ibu biasanya pergi sendirian ke luar kota, namun sekarang merasa cemas
dan khawatir, hal itu sering juga diperkuat oleh larangan dari anak-anaknya.
Setelah
memasuki 10 tahun masa menopause, kecemasan pada wanita yang telah menopause
umumnya berkurang, artinya dapat tenang kembali, setelah mendapatkan semangat
atau dukungan dari orang di sekitarnya, namun ada juga yang terus-menerus cemas,
meskipun orang-orang di sekitarnya telah memberi dukungan.
Ada
pula ibu-ibu yang mengalami menopause namun tidak mengalami perubahan yang
berarti dalam kehidupannya. Menopause cukup mirip dalam hal kecemasan dengan
masa pubertas yang dialami seorang remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat
reproduksi, dimana ada remaja yang cemas, ada yang khawatir namun ada juga yang
biasa-biasa sehingga tidak menimbulkan gejolak.
Gangguan
kecemasan dianggap berawal dari sebuah mekanisme pertahanan diri yang dipilih
secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi sesuatu yang mengancam dan
berbahaya. Kecemasan yang dialami dalam situasi semacam itu memberikan isyarat
kepada kita agar melakukan tindakan mempertahankan diri untuk menghindari atau
mengurangi bahaya atau ancaman.
Menjadi
cemas pada tingkat tertentu bisa dianggap sebagai suatu bagian dari respon
normal untuk kita mengatasi masalah sehari-hari. Kecemasan berlebihan dan tidak
sebanding dengan suatu situasi, dapat dianggap sebagai hambatan atau sebagai masalah
klinis (Scott, 2002).
● Mudah Tersinggung pada Masa Menopause
Gejala
ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung
dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak mengganggu. Ini
mungkin bisa saja disebabkan oleh datangnya menopause, maka wanita menjadi
sangat menyadari proses mana yang saat ini sedang berlangsung dalam dirinya.
Perasaannya
menjadi sangat sensitif terhadap sikap serta perilaku orang-orang yang ada di
sekitarnya, terutama jika sikap dan juga perilaku tersebut dipersepsikan
sebagai hal yang menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam
dirinya.
● Stres pada Masa Menopause
Stres
adalah suatu keadaan atau tantangan yang kapasitasnya di luar kemampuan
seseorang oleh karena itu, stres sangat individual sifatnya. Stres bila tidak
ditanggulangi dapat menyita energi, mengurangi produktivitas dalam bekerja dan
menurunkan kekebalan tubuh terhadap penyakit, yang artinya kalau dibiarkan
dapat menggerogoti tubuh secara diam-diam (Scott, 2002).
Namun
demikian stres tidak hanya memberikan dampak negatif, tapi bisa juga memberikan
dampak positif. Dampak positif atau negatif, tergantung pada bagaimana individu
memandang dan mengendalikannya. Stres tergantung pada emosi pada saat itu dan
sikap orang tersebut dalam menanggapi stres yang dialaminya.
● Depresi pada Masa Menopause
Depresi
dapat menyerang wanita untuk satu kali, kadang-kadang depresi merupakan respon
terhadap perubahan sosial dan juga fisik yang sering kali kita alami dalam fase
kehidupan tertentu, akan tetapi beberapa wanita mungkin mengembangkan rasa
depresi yang dalam yang tidak sesuai atau proporsional dengan lingkungan
pribadi mereka dan mungkin sulit dihindarkan. Depresi menunjukkan gejala mudah
marah, cemas, hilang konsentrasi, menangis, gelisah dan hasrat seksual menurun (Scott, 2002).
► Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Masalah Menopause
Faktor-faktor
yang mempengaruhi masalah pada menopause adalah:
● Faktor Menopause Buatan
Menopause
buatan yang terjadi akibat pengangkatan indung telur dapat mengakibatkan
terjadinya menopause dini atau kerusakan akibat pengobatan dengan penyinaran
seperti pada kasus kanker serviks. Ibu kehilangan kemampuan untuk hamil
kembali.
● Faktor Sifat Bawaan pada Menopause
Sifat
menekankan fungsinya pada melahirkan dan mengasuh anak, akan lebih mudah
menderita depresi. Selain itu sifat bawaan perempuan dalam menghadapi proses
penuaan yang meliputi aspek kesehatan dan aktivitas psikologis akan
mempengaruhi koping ibu dalam menghadapi suatu permasalahan.
● Faktor Masalah Perkembangan pada Menopause
Kemampuan
untuk menghadapi masalah perkembangan sebelumnya, misalnya mengalami kesulitan
dalam masa pubertas atau kehamilan akan mendapat kesulitan dalam menghadapi
menopause. Ibu yang berpegang pada daya tarik fisik misalnya kecantikan, bentuk
tubuh, biasanya akan mengalami gejala yang lebih berat.
► Mekanisme Koping pada Wanita Menopause
Mekanisme
koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah,
menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang dianggap
sebagai ancaman mengancam. Koping adalah perubahan kognitif dan perilaku secara
konstan sebagai upaya untuk mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal khusus
yang melelahkan atau melebihi sumber individu. Koping yang adaptif akan
membantu individu menyelesaikan masalahnya dengan baik.
► Respons Fisiologi Seksual pada Wanita
Menopause
Seksualitas
merupakan suatu masalah yang kompleks, kontradiktif dan multidimensi. Seksualitas
meliputi perasaan, sikap dan tindakan, mempunyai komponen biologi dan kultural
serta memberi efek langsung pada fisik, emosional, sosial dan respon
intelektual pada individu (Potter & Perry, 2005). Persepsi perempuan tentang
seksualitas berhubungan erat dengan gambaran diri, kesehatan, lingkungan
personal dan konteks sosial dimana wanita itu berkembang.
Hal
ini dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya dari lingkungan wanita tersebut.
Pengalaman keinginan seksual tidak sama antar setiap wanita dan selalu berbeda
sepanjang hidupnya. Keinginan seksual didapat dari pengalaman tentang rasa
kenikmatan, kenyamanan, ketidakpuasan atau nyeri saat berhubungan seksual serta
perasaan malu ketika melakukan hubungan seksual. Keinginan seksual berkembang
dari minat pada aktivitas seksual, frekuensi aktivitas dan pasangan seksual (Pilliteri, 2003).
Respons
fisiologis fungsi seksual pada wanita menopause dapat diamati berdasarkan
perubahan-perubahan yang terjadi pada organ reproduksi. Perubahan yang terjadi
pada organ reproduksi (Purwoastuti 2008):
● Perubahan Uterus pada Masa Menopause
Uterus
mengecil yang disebabkan oleh menciutnya selaput lendir rahim (atrofi
endometrium) dan hilangnya cairan serta perubahan bentuk jaringan ikat antar
sel. Serabut otot rahim (miometrium) menebal dan menonjol.
● Perubahan Tuba Falopii pada Masa Menopause
Tuba
Falopii menjadi pendek, tipis dan berkerut. Endosalping menipis dan mendatar,
hilangnya rambut getar silia dalam tuba.
● Perubahan Ovarium pada Masa Menopause
Penyebab
utama gangguan peredaran darah ovarium adalah perubahan dalam sistem peredaran
darah indung telur sebagai akibat dari proses penuaan yang selektif dan karena
terjadinya kekakuan dini pada sistem pembuluh darah indung telur. Dalam fase
pra-menopause, siklus haid menjadi anovulasi, folikel primer tidak dapat matang
dengan baik selain itu kadar hormon gonadotropin juga meningkat.
Keadaan
tersebut mengakibatkan metabolisme dan proses pembentukan hormon di ovarium
menurun serta jaringan ikat semakin banyak. Ovarium mengalami atrofi, mengeras,
tidak mengandung korpus luteum dan selaput pembungkusnya (tunika albugenia)
menebal. Pada usia menopause, berat ovarium hanya tinggal 1/2 atau 1/3 dari
berat sebelumnya (Bobak,
2004).
● Perubahan Serviks pada Masa Menopause
Serviks
mengalami atrofi hingga terselubung oleh dinding vagina. Kanalis servikalis
menjadi pendek sehingga menyerupai ukuran servix fundus saat masa kanak-kanak.
● Perubahan Vagina pada Masa Menopause
Terjadinya
penipisan dinding vagina yang menyebabkan hilangnya lipatan-lipatan vagina
(rugae). Elastisitas vagina menurun dan sekret vagina menjadi encer
● Perubahan Vulva pada Masa Menopause
Jaringan
vulva akan menipis karena berkurangnya serta hilangnya jaringan lemak serta
jaringan elastis. Kulit menipis dan pembuluh darah berkurang yang menyebabkan
pengerutan lipatan vulva. Sering timbul pruritus pada vulva yang disebabkan
atrofi vulva dan hilangnya sekret kulit. Selain itu terjadi juga atrofi lubang
kemaluan, berkurangnya serabut pembuluh darah dan pembuluh elastis, menurunnya
produksi hormon estrogen, rambut pubis juga berkurang ketebalannya. Hal ini
menyebabkan dispareunia (nyeri saat bersenggama) dan mudah menjadi cedera saat
bersenggama.
Selain
dispareunia, masalah lain yang timbul dalam hubungan seksual adalah libido
meningkat tetapi kekuatan mulai menurun. Hal ini disebabkan dengan bertambahnya
usia, terjadi pula penurunan fungsi tubuh yang mengakibatkan gangguan ereksi
pada suami. Sehingga pengertian kedua belah pihak sangat diperlukan untuk
kehidupan seks di usia senja.
► Persiapan Menuju Masa
Menopause
Wanita
perlu mempersiapkan diri dalam menghadapi masa menopause, agar dapat menerima
perubahan-perubahan yang terjadi tanpa harus merasa rendah diri. Beberapa
persiapan diri yang dapat dilakukan ibu menghadapi masa menopause.
- Menerima apa adanya
Menerima
apa adanya dan tetap merawat diri. Mencari informasi melalui teman, keluarga
atau petugas kesehatan, media cetak dan elektronik. Berkomunikasi dan
bersosialisasi dengan teman, keluarga, kelompok-kelompok sosial dan lain-lain
- Meningkatkan aktivitas
fisik dan olahraga
Bila
dilaksanakan dengan teratur, baik, benar dan terukur, akan meningkatkan
kebugaran jasmani serta dapat mengurangi ketegangan dan kecemasan.
- Mengonsumsi makanan bergizi
dan seimbang sejak dini
Gizi
seimbang adalah makanan yang terdiri beraneka ragam bahan makanan yang
mengandung unsur-unsur zat gizi seperti zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur yang diperlukan oleh tubuh baik jenis maupun jumlahnya.
- Berperilaku hidup bersih
dan sehat
Berperilaku
hidup bersih dan sehat dengan cara memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit,
meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan masyarakat.
Kamu punya blog atau punya akses untuk mengelola blog milik instansi tertentu (dinas, puskesmas, RS, universitas, dll)?
dan kamu mau PULSA GRATIS?
Buat artikel yang terkait dg artikel ini atau artikel lain di blog ini, lalu cantumkan URL artikelnya pada artikel kamu sebagai tambahan bacaan. Artikelnya gak perlu panjang-panjang kok, minimal 200 kata sudah boleh. Kalo kamu ada artikel lama yang tinggal diedit untuk ditambahkan URL artikel kami, itu lebih bagus lagi ^_^
Setelah kamu ada artikelnya, beritahu kami dengan cara kirim pesan kepada kami langsung dari menu "Hubungi kami" yang berisi nama kamu, nomor HP, dan URL artikel yang kamu buat.
Kami akan menyeleksi peserta yang memenuhi syarat lalu secara acak akan memilih peserta yang beruntung setiap bulannya untuk mendapatkan pulsa gratis sebesar Rp 20.000,-
Yuk, ikutan! kapan lagi bisa dapat pulsa gratis dengan mudah, hehe :D
Untuk mengirim pesan dan jika ada pertanyaan, hubungi kami disini >> http://www.sainsphd.com/p/hubungi-kami.html
Title : Menopause: Pengertian, Fisiologi, Respons Psikoseksual, dan Koping
URL : https://sains-phd.blogspot.com/2016/12/menopause-pengertian-fisiologi-masalah.html
dan kamu mau PULSA GRATIS?
Buat artikel yang terkait dg artikel ini atau artikel lain di blog ini, lalu cantumkan URL artikelnya pada artikel kamu sebagai tambahan bacaan. Artikelnya gak perlu panjang-panjang kok, minimal 200 kata sudah boleh. Kalo kamu ada artikel lama yang tinggal diedit untuk ditambahkan URL artikel kami, itu lebih bagus lagi ^_^
Setelah kamu ada artikelnya, beritahu kami dengan cara kirim pesan kepada kami langsung dari menu "Hubungi kami" yang berisi nama kamu, nomor HP, dan URL artikel yang kamu buat.
Kami akan menyeleksi peserta yang memenuhi syarat lalu secara acak akan memilih peserta yang beruntung setiap bulannya untuk mendapatkan pulsa gratis sebesar Rp 20.000,-
Yuk, ikutan! kapan lagi bisa dapat pulsa gratis dengan mudah, hehe :D
Untuk mengirim pesan dan jika ada pertanyaan, hubungi kami disini >> http://www.sainsphd.com/p/hubungi-kami.html
Title : Menopause: Pengertian, Fisiologi, Respons Psikoseksual, dan Koping
URL : https://sains-phd.blogspot.com/2016/12/menopause-pengertian-fisiologi-masalah.html