Waham atau Delusi: Gangguan Jiwa Pada Isi Pikiran
Apa itu Waham?
Waham
adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat atau
terus-menerus, tapi tidak sesuai dengan kenyataan. Waham termasuk gangguan
isi pikiran. Pasien meyakini bahwa dirinya adalah seperti apa yang ada di dalam
isi pikirannya. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa
bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada penderita skizofrenia.
Untuk mudah memahami tentang waham, coba lihat gambar di atas. Gambar di atas menunjukkan seekor kucing yang melihat dirinya sebagai seekor singa. Hal ini tentu tidak sesuai kenyataan. Pada kasus nyata, seorang pasien gangguan jiwa waham ada yang menganggap dirinya sebagai presiden, nabi, atau bahkan Tuhan.
Untuk mudah memahami tentang waham, coba lihat gambar di atas. Gambar di atas menunjukkan seekor kucing yang melihat dirinya sebagai seekor singa. Hal ini tentu tidak sesuai kenyataan. Pada kasus nyata, seorang pasien gangguan jiwa waham ada yang menganggap dirinya sebagai presiden, nabi, atau bahkan Tuhan.
Penyebab Waham
Teori Biologis
Genetik
Faktor-faktor
genetik yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan suatu kelainan ini
adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang
tua, saudara kandung, sanak saudara lain).
Bawaan Lahir
Secara
relatif ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan skizofrenia mungkin
pada kenyataannya merupakan suatu kecacatan sejak lahir terjadi pada bagian
hipokampus otak. Pengamatan memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel
pramidal di dalam otak dari orang-orang yang menderita skizofrenia.
Biokimia
Teori
biokimia menyatakan adanya peningkatan dari dopamine neurotransmiter yang
dipertukarkan menghasilkan gejala-gejala peningkatan aktivitas yang berlebihan
dari pemecahan asosiasi-asosiasi yang umumnya diobservasi pada psikosis.
Teori Psikososial
Sistem keluarga
Teori
sistem keluarga menggambarkan perkembangan skizofrenia sebagai suatu
perkembangan disfungsi keluarga. Konflik di antara suami istri
mempengaruhi anak. Penanaman hal ini dalam anak akan menghasilkan keluarga yang
selalu berfokus pada ansielas dan suatu kondsi yang lebih stabil mengakibatkan
timbulnya suatu hubungan yang saling mempengaruhi yang berkembang antara orang
tua dan anak-anak. Anak harus meninggalkan
ketergantungan diri kepada orang tua dan anak dan masuk ke dalam masa dewasa,
dan dimana di masa
ini anak tidak akan mampu memenuhi tugas perkembangan dewasanya.
Interpersonal
Teori
interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami psikosis akan menghasilkan
hubungan orang tua anak yang penuh akan kecemasan. Anak menerima pesan-pesan
yang membingungkan dan penuh konflik dari orang tua dan tidak mampu membentuk
rasa percaya terhadap orang lain.
Psikodinamik
Teori
psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari suatu ego yang lemah.
Perkembangan yang dihambat dan suatu hubungan saling mempengaruhi antara orang
tua, anak. Karena ego menjadi lebih lemah penggunaan mekanisme pertahanan ego
pada waktu kecemasan yang ekstrim menjadi suatu yang maladaptif dan perilakunya
sering kali merupakan penampilan dan segmen id dalam kepribadian.
Fase Waham
Fase kebutuhan manusia rendah (lack of human need)
Waham
diawali dengan terbatasnya berbagai kebutuhan pasien baik secara fisik maupun
psikis. Secara fisik, pasien dengan waham dapat terjadi pada orang dengan
status sosial
dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya pasien sangat miskin dan menderita.
Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan
kompensasi yang salah. Hal itu terjadi karena adanya kesenjangan antara
kenyataan (reality), yaitu tidak memiliki finansial yang cukup dengan ideal
diri (self ideal) yang sangat ingin memiliki berbagai kebutuhan, seperti mobil,
rumah, atau telepon genggam.
Fase kepercayaan diri rendah (lack of self esteem)
Kesenjangan
antara ideal diri dengan kenyataan serta dorongan kebutuhan yang tidak
terpenuhi menyebabkan pasien mengalami perasaan menderita, malu, dan tidak
berharga.
Fase pengendalian internal dan eksternal (control internal and external)
Pada
tahapan ini, pasien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa
yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan, dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Namun, menghadapi kenyataan bagi pasien adalah sesuatu yang sangat
berat, karena kebutuhannya untuk diakui, dianggap penting, dan diterima
lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, sebab kebutuhan tersebut belum
terpenuhi sejak kecil secara optimal.
Lingkungan
sekitar pasien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan pasien
itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya
toleransi dan keinginan menjadi perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif
tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alas an pengakuan pasien
tidak merugikan orang lain.
Fase dukungan lingkungan (environment support)
Dukungan
lingkungan sekitar yang mempercayai (keyakinan) pasien dalam lingkungannya
menyebabkan pasien merasa didukung, lama-kelamaan pasien menganggap sesuatu
yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang.
Oleh karenanya, mulai terjadi kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya
norma (superego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat
berbohong
Fase nyaman (comforting)
Pasien
merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap bahwa semua
orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai
halusinasi pada saat pasien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya, pasien
lebih sering menyendiri dan menghindari interaksi sosial (isolasi sosial).
Fase peningkatan (improving)
Apabila
tidak adanya konfrontasi dan berbagai upaya koreksi, keyakinan yang salah pada
pasien akan meningkat. Jenis waham sering berkaitan dengan kejadian traumatic
masa lalu atau berbagai kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang).
Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan
ancaman diri dan orang lain.
Tanda dan Gejala Waham
Tanda
dan gejala dari perubahan isi pikir waham yaitu : klien menyatakan dirinya
sebagai seorang besar mempunyai kekuatan, pendidikan atau kekayaan luar biasa,
klien menyatakan perasaan dikejar-kejar oleh orang lain atau sekelompok orang,
klien menyatakan perasaan mengenai penyakit yang ada dalam tubuhnya, menarik
diri dan isolasi, sulit menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain, rasa
curiga yang berlebihan, kecemasan yang meningkat, sulit tidur, tampak apatis,
suara memelan, ekspresi wajah datar, kadang tertawa atau menangis sendiri, rasa
tidak percaya kepada orang lain, gelisah.
Jenis-Jenis Waham
Waham kebesaran
Meyakini
bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, serta diucapkan berulang
kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Saya ini direktur sebuah bank
swasta lho..” atau “Saya punya beberapa perusahaan multinasional”.
Waham curiga
Meyakini
bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/mencederai dirinya,
serta diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Saya
tahu..kalian semua memasukkan racun ke dalam makanan saya”.
Waham agama
Memiliki
keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, serta diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Kalau saya mau masuk surga saya harus
membagikan uang kepada semua orang.”
Waham somatik
Meyakini
bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang penyakit, serta diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Saya sakit menderita
penyakit menular ganas”, setelah pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan
tanda-tanda kanker, tetapi pasien terus mengatakan bahwa ia terserang kanker.
Waham nihilistik
Meyakini
bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, serta diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Ini kan alam kubur ya, semua yang ada
di sini adalah roh-roh”.
Kamu punya blog atau punya akses untuk mengelola blog milik instansi tertentu (dinas, puskesmas, RS, universitas, dll)?
dan kamu mau PULSA GRATIS?
Buat artikel yang terkait dg artikel ini atau artikel lain di blog ini, lalu cantumkan URL artikelnya pada artikel kamu sebagai tambahan bacaan. Artikelnya gak perlu panjang-panjang kok, minimal 200 kata sudah boleh. Kalo kamu ada artikel lama yang tinggal diedit untuk ditambahkan URL artikel kami, itu lebih bagus lagi ^_^
Setelah kamu ada artikelnya, beritahu kami dengan cara kirim pesan kepada kami langsung dari menu "Hubungi kami" yang berisi nama kamu, nomor HP, dan URL artikel yang kamu buat.
Kami akan menyeleksi peserta yang memenuhi syarat lalu secara acak akan memilih peserta yang beruntung setiap bulannya untuk mendapatkan pulsa gratis sebesar Rp 20.000,-
Yuk, ikutan! kapan lagi bisa dapat pulsa gratis dengan mudah, hehe :D
Untuk mengirim pesan dan jika ada pertanyaan, hubungi kami disini >> http://www.sainsphd.com/p/hubungi-kami.html
Title : Waham atau Delusi: Gangguan Jiwa Pada Isi Pikiran
URL : https://sains-phd.blogspot.com/2016/12/waham-delusi-gangguan-jiwa-isi-pikir.html
dan kamu mau PULSA GRATIS?
Buat artikel yang terkait dg artikel ini atau artikel lain di blog ini, lalu cantumkan URL artikelnya pada artikel kamu sebagai tambahan bacaan. Artikelnya gak perlu panjang-panjang kok, minimal 200 kata sudah boleh. Kalo kamu ada artikel lama yang tinggal diedit untuk ditambahkan URL artikel kami, itu lebih bagus lagi ^_^
Setelah kamu ada artikelnya, beritahu kami dengan cara kirim pesan kepada kami langsung dari menu "Hubungi kami" yang berisi nama kamu, nomor HP, dan URL artikel yang kamu buat.
Kami akan menyeleksi peserta yang memenuhi syarat lalu secara acak akan memilih peserta yang beruntung setiap bulannya untuk mendapatkan pulsa gratis sebesar Rp 20.000,-
Yuk, ikutan! kapan lagi bisa dapat pulsa gratis dengan mudah, hehe :D
Untuk mengirim pesan dan jika ada pertanyaan, hubungi kami disini >> http://www.sainsphd.com/p/hubungi-kami.html
Title : Waham atau Delusi: Gangguan Jiwa Pada Isi Pikiran
URL : https://sains-phd.blogspot.com/2016/12/waham-delusi-gangguan-jiwa-isi-pikir.html