Latihan Fisik, ROM, dan Penilaian Kekuatan Otot

Latihan Fisik, ROM, dan Penilaian Kekuatan Otot


Latihan Fisik, ROM, dan Penilaian Kekuatan Otot
Credit: pxhere(dot)com

► Latihan Fisik


● Definisi Latihan Fisik


Latihan fisik merupakan serangkaian aktivitas fungsi normal manusia yang dilakukan untuk mencapai tingkat kemampuan fungsi fisik yang tertinggi. Latihan fisik dapat dilakukan oleh semua orang baik orang yang sehat maupun sedang menderita sakit. Pasien stroke salah satunya yang dapat melakukan latihan fisik yang ditujukan untuk memulihkan fungsi anggota tubuh atau usaha untuk mencegah terjadinya stroke ulang.

● Tujuan Latihan Fisik


Konsep yang mendasari untuk dilakukan latihan fisik pada pasien stroke adalah perubahan-perubahan fisiologi selama proses perbaikan pasca stroke. Perubahan-perubahan fisiologi yang terjadi pasca stroke yang berhubungan dengan latihan yaitu proses sinaptogenesis dan plastisitas. Pada proses sinaptogenesis, pasien stroke yang diberikan latihan maka area otak sekitar lesi terjadi peningkatan ukuran cabang-cabang dendrit yang membentuk sinaps-sinaps baru yang akhirnya akan menutupi area otak yang lesi.

Plastisitas merupakan kemampuan untuk berubah secara fungsional dibentuk kembali sebagai respon terhadap tuntutan yang dibebankan kepadanya (latihan gerakan motorik). Kemampuan ini lebih menonjol pada perkembangan awal namun orang dewasa tetap memiliki plastisitas. Jika suatu daerah di otak yang berkaitan dengan tugas tertentu rusak, pada beberapa keadaan, daerah otak sekitarnya secara bertahap mengambil alih sebagian atau seluruh tanggung jawab daerah yang rusak.

Mekanisme molekuler yang menjadi bukti adanya plastisitas adalah pembentukan jalur-jalur syaraf baru (bukan neuron baru, tetapi hubungan antara neuron-neuron yang sudah ada) sebagai respon terhadap perubahan pengalaman yang diperantarai oleh perubahan bentuk dendrit. Ketika dendrit-dendritnya semakin banyak bercabang dan memanjang sebuah neuron mampu menerima dan mengintegrasikan lebih banyak sinyal dari neuron lain (Sherwood, 2001). Proses-proses di atas akan memperbaiki proses fungsi penerimaan dan pengiriman impuls ke suatu anggota gerak badan, kemudian meningkatkan kontraksi dan kekuatan otot.

► Latihan ROM


● Jenis Latihan ROM


Berdasarkan hasil dari kontraksi otot latihan fisik dibedakan menjadi latihan isotonis (dinamik) dan latihan isometrik (statis). Latihan isotonik (dinamik) adalah aktivitas dimana terjadi regangan otot secara konstan, otot memendek sehingga menghasilkan kontraksi otot dan bergerak.

Contoh latihan isotonik di tempat tidur adalah mendorong kaki melawan papan kaki, menggunakan otot trapesius untuk mengangkat tubuh di tempat tidur, mengangkat pantat di tempat tidur menggunakan tangan yang menekan kasur dan mendorong tubuh ke posisi duduk. Latihan isotonik meningkatkan kekuatan otot dan daya tahan otot serta dapat meningkatkan fungsi kardiorespirasi. Selama latihan isotonik terjadi peningkatan heart rate dan cardiac output dengan tujuan untuk mengalirkan darah ke semua bagian tubuh.

Latihan isometrik (statis) adalah latihan yang menghasilkan regangan otot tapi tidak menghasilkan gerak berupa perpindahan anggota tubuh. Tidak terjadi perpindahan otot dan sendi. Latihan ini berguna untuk mengencangkan otot abdomen, gluteus, dan kuadrisep yang digunakan untuk ambulasi. Ketika kaki pasien imobilisasi yang dibatasi karena gips atau traksi, maka latihan isometrik sangat membantu untuk mempertahankan kekuatan otot pada area tersebut. Latihan isometrik juga sangat membantu untuk meningkatkan kekuatan otot tangan dalam rangka persiapan penggunaan kruk untuk berjalan.

Selain jenis latihan isotonik dan isometrik, ada suatu jenis latihan yang difokuskan pada kemampuan rentang anggota tubuh terhadap sendi untuk bergerak dalam batas normalnya yaitu latihan range of motion (ROM). Latihan ROM merupakan latihan untuk menggerakkan persendian tubuh sesuai rentang maksimal yang dapat dicapai oleh tiap persendian tubuh.

Definisi lain ROM adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sejumlah gerakan seseorang pada tiap sendi dan setiap sendi tubuh memiliki ROM normal. Sendi tubuh mulai dari kepala, ekstremitas atas dan ekstremitas bawah memiliki jenis pergerakan yang rentangnya bervariasi. Latihan ROM merupakan pergerakan atau aktivitas yang ditujukan untuk mempertahankan kelenturan dan pergerakan dari tiap sendi. ROM yang diprogramkan pada pasien stroke secara teratur terbukti berefek positif baik dari segi fungsi fisik maupun fungsi psikologi.

Fungsi fisik yang diperoleh adalah mempertahankan kelenturan sendi, kemampuan aktivitas; dan fungsi secara psikologi dapat menurunkan persepsi nyeri dan tanda-tanda depresi pada pasien pasca stroke. Dengan demikian program ROM secara dini pada pasien stroke yang tidak ada kontraindikasi adalah salah satu program mobilisasi fisik yang harus segera dilakukan.

Berdasarkan kemampuan pasien dalam melakukan latihan, ROM dibagi menjadi dua yaitu latihan ROM aktif dan pasif. Latihan ROM aktif adalah latihan isotonik yang mana pasien menggerakkan tiap sendi tubuh melalui rentang pergerakan maksimal dan melakukan peregangan otot secara maksimal dari tiap masing-masing sendi secara mandiri. Latihan ini mempertahankan dan meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot dan membantu mempertahankan fungsi kardiorespirasi pada pasien imobilisasi. Latihan ini juga mencegah kerusakan kapsul sendi, ankilosis dan kontraktur.

Jenis lain dari latihan ROM aktif adalah latihan ROM pasif. ROM pasif terjadi jika adanya orang lain yang menggerakkan persendian pasien melalui rentang pergerakan penuh, peregangan otot secara maksimal dari kelompok otot dengan pergerakan dari masing-masing persendian.

Saat pasien tidak dapat mengkontraksikan otot, maka latihan ROM pasif diperlukan untuk mempertahankan fleksibilitas persendian. Untuk sesi ini latihan ROM pasif seharusnya dilakukan hanya ketika pasien tidak mampu melakukan pergerakan secara aktif. ROM pasif seharusnya dilakukan untuk tiap pergerakan tangan, kaki, dan leher yang tidak tepat dilakukan secara aktif.

Ketika latihan ROM aktif, akan lebih baik jika diikuti dengan latihan beban ringan yang tidak melebihi kemampuan dan tidak menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pasien. Tiap latihan seharusnya terdiri dari beberapa pengulangan dan rangkaian latihan seharusnya dilakukan tiga atau empat kali tiap hari. Latihan ROM baik aktif maupun pasif menjadi salah satu tindakan intervensi keperawatan pada pasien dengan gangguan mobilitas fisik.

Suatu latihan ROM dapat dilakukan baik dengan aktif dan pasif. Latihan ROM yang menggabungkan kedua jenis tersebut dinamakan ROM aktif-asistif. Dalam latihan ini pasien menggunakan lengan atau kaki yang lebih kuat untuk menggerakkan anggota badan yang mengalami kelemahan.

Pasien belajar untuk menyokong dan menggerakkan lengan atau kaki yang lemah semaksimal mungkin. Kemudian perawat meneruskan pergerakan secara pasif untuk mencapai tingkat yang maksimal. Aktivitas ini meningkatkan pergerakan aktif pada sisi tubuh yang lebih kuat dan menjaga kelenturan pada sisi tubuh yang lemah. Latihan ini sesuai untuk pasien stroke yang mengalami hemiplegi atau hemiparese. Beberapa pasien mulai dengan ROM pasif kemudian dilanjutkan ROM aktif-asistif dan terakhir ROM aktif.

● Langkah-Langkah Latihan ROM


Ekstremitas atas maupun bawah pasien stroke merupakan prediktor keberhasilan penanganan pasca stroke. Pasien dengan skor parese yang rendah akan lebih lama untuk kembali beraktivitas secara mandiri.

Berbeda dengan pasien saat pulang dari rumah sakit dengan skor parese yang tinggi makan akan lebih cepat beraktivitas secara mandiri. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kemampuan mengangkat bahu pada awal pasca stroke, kembalinya kemampuan menggenggam pada bulan pertama dan cepatnya kembalinya kemampuan fungsional lengan merupakan indikator yang bagus pada pemulihan jangka panjang.

Latihan ROM dilakukan dengan cara aktif. Pasien diberikan latihan ROM dengan berbagai gerakan sebagai berikut:

Gerakan 1

Angkat tangan yang lemah menggunakan tangan yang sehat ke atas, letakkan kedua tangan di atas kepala dan kembalikan tangan ke posisi semula. Gerakan dihitung sampai 8 kali.

Gerakan 2

Angkat tangan yang lemah melewati dada ke arah tangan yang sehat, kembalikan ke posisi semula. Gerakan dihitung sampai 8 kali.

Gerakan 3

Angkat tangan yang lemah menggunakan tangan yang sehat ke atas dan kembalikan ke posisi semula. Gerakan dihitung sampai 8.

Gerakan 4

Tekuk siku yang lemah menggunakan tangan yang sehat, luruskan siku kemudian angkat ke atas dan letakkan kembali tangan yang lemah di tempat tidur. Gerakan dihitung sampai 8.

Gerakan 5

Pegang pergelangan tangan yang lemah menggunakan tangan yang sehat, angkat ke atas dada kemudian putar pergelangan tangan ke arah dalam dan luar. Gerakan dihitung sampai 8 kali.

Gerakan 6

Tekuk jari-jari yang lemah dengan tangan yang sehat kemudian luruskan, putar ibu jari yang lemah menggunakan tangan yang sehat. Gerakan dihitung sampai 8 kali.

Lalu ulangi gerakan 1 sampai 6. Tiap pergerakan latihan ROM dilakukan sampai 8 kali sehingga waktu yang dibutuhkan sekitar 10-15 menit setiap latihan dan dilakukan tiga kali dalam sehari selama enam hari. Sebagai hasil evaluasi dari latihan ROM yaitu kekuatan otot yang akan dinilai. Faktor yang paling dominan mengalami penurunan fungsi pada ekstremitas pasien stroke adalah kekuatan ototnya dibandingkan kemampuan keterampilan gerak otot.

► Penilaian Kekuatan Otot


Kekuatan otot pasien akan dinilai dengan keterangan sebagai berikut:

0 = Tidak ada pergerakan / tidak ada kontraksi / lumpuh.

1 = Ada pergerakan yang tampak atau dapat dipalpasi / terdapat sedikit kontraksi.

2 = Gerakan tidak dapat melawan gravitasi, tapi dapat melakukan gerakan horizontal, dalam satu bidang sendi.

3 = Gerakan otot hanya dapat melawan gravitasi.

4 = Gerakan otot dapat melawan gravitasi dan tahanan ringan.

5 = Tidak ada kelumpuhan otot (otot normal).
PULSA GRATIS!!!

Kamu punya blog atau punya akses untuk mengelola blog milik instansi tertentu (dinas, puskesmas, RS, universitas, dll)?
dan kamu mau PULSA GRATIS?

Buat artikel yang terkait dg artikel ini atau artikel lain di blog ini, lalu cantumkan URL artikelnya pada artikel kamu sebagai tambahan bacaan. Artikelnya gak perlu panjang-panjang kok, minimal 200 kata sudah boleh. Kalo kamu ada artikel lama yang tinggal diedit untuk ditambahkan URL artikel kami, itu lebih bagus lagi ^_^

Setelah kamu ada artikelnya, beritahu kami dengan cara kirim pesan kepada kami langsung dari menu "Hubungi kami" yang berisi nama kamu, nomor HP, dan URL artikel yang kamu buat.

Kami akan menyeleksi peserta yang memenuhi syarat lalu secara acak akan memilih peserta yang beruntung setiap bulannya untuk mendapatkan pulsa gratis sebesar Rp 20.000,-

Yuk, ikutan! kapan lagi bisa dapat pulsa gratis dengan mudah, hehe :D

Untuk mengirim pesan dan jika ada pertanyaan, hubungi kami disini >> http://www.sainsphd.com/p/hubungi-kami.html

Title : Latihan Fisik, ROM, dan Penilaian Kekuatan Otot
URL : https://sains-phd.blogspot.com/2017/01/latihan-fisik-rom-penilaian-kekuatan.html

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »