Postpartum: Masa Nifas Setelah Melahirkan

Postpartum: Masa Nifas Setelah Melahirkan


Postpartum
Credit: commons(dot)wikimedia(dot)org


Periode postpartum atau puerperium adalah masa enam minggu setelah melahirkan yang diperlukan ibu untuk pemulihan secara fisiologis. Penyesuaian pada periode postpartum bukan merupakan hal yang mudah untuk ibu primipara maupun multipara, meskipun ibu multipara lebih percaya diri dengan kemampuannya dalam merawat bayi namun memiliki masalah yang lebih kompleks dalam membangun sistem keluarga. Pada primipara, dalam mengadakan penyesuaian dengan peranannya yang baru ada keterbatasan dalam merawat diri dan bayinya karena belum memiliki pengalaman, sehingga memerlukan bantuan tenaga keperawatan.

Pengertian Postpartum


Periode postpartum adalah masa selama enam minggu dimulai sejak setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat reproduksi/kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Periode postpartum juga dapat didefinisikan sebagai masa yang diperlukan seorang wanita untuk melakukan penyesuaian fisik dan psikologis pada proses kelahiran bayi.

Periode postpartum dibagi dalam tiga periode: 1) periode immediate postpartum yaitu dua puluh empat jam pertama, dimana keadaan saat ini sangat membahayakan klien dari ancaman perdarahan dan memerlukan bantuan, 2) early postpartum yaitu minggu pertama postpartum, 3) late postpartum yaitu minggu kedua sampai ke enam agar pemulihan sistem reproduksi mencapai normal seperti sebelum hamil.

Perubahan-perubahan postpartum

Masa postpartum yang merupakan masa pemulihan setelah melahirkan adalah masa yang normal pada ibu, namun dalam masa ini perlu pemantauan dengan mengetahui tanda-tanda perubahan yang positif sehingga akan mengenal tanda yang negatif dan dapat melakukan pencegahannya. Tanda-tanda ini dapat dilihat dari :

Perubahan Fisiologi Postpartum


Perubahan fisiologis secara normal terjadi pada sistem reproduksi, endokrin, abdomen, urinarius, pencernaan, payudara, kardiovaskuler, neurologis, muskuloskeletal dan integumen. Perubahan fisiologis pada periode ini adalah :

1) Tanda-tanda vital

Perubahan pada tanda vital yaitu suhu tubuh pada 24 jam pertama postpartum terdapat peningkatan suhu lebih 38oC sebagai akibat efek dehidrasi pada saat persalinan, dan tekanan darah terjadi hipotensi ortostatik sistolik dimana terdapat penurunan sampai 20 mmHg, sebagai akibat adanya penurunan tekanan intrapelvik atau adanya perdarahan pada uterus.

2) Sistem reproduksi

Adaptasi fisiologis pada sistem reproduksi meliputi; involusi uteri, terjadi karena kontraksi otot-otot polos uterus sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterine yang dipengaruhi penurunan hormon estrogen dan progesterone, serta pelepasan hormon oksitoksin. Respon perempuan terhadap kontraksi uterus menimbulkan nyeri / afterpain

Uterus sebagai tempat implantasi plasenta mengalami degenerasi atau pelepasan jaringan nekrotik, dan selanjutnya regenerasi endometrium. Dari uterus ini juga terjadi pengeluaran lochea; mula-mula rubra (hari ke 1-3), serosa (hari ke 4-10), alba (hari ke 11- 2 minggu). Serviks, vagina, perineum, dan jaringan penopang dasar panggul berangsur-angsur akan kembali ke keadaan sebelum hamil selama periode postpartum ini.

3) Abdomen

Dinding abdomen yang rileks setelah melahirkan akan kembali ke keadaan sebelum hamil dalam waktu enam minggu. Kulit abdomen memperoleh kembali elastisitasnya, walaupun sejumlah striae akan menetap. Pengmbalian tonus otot tergantung pada kondisi tonus otot sebelum hamil, latihan fisikyang tepat dan jumlah jaringan lemak.

4) Sistem Urinarius

Adaptasi sistem urinarius postpartum meliputi: pengembalian fungsi ginjal ke keadaan normal dalam waktu 1 bulan. Hipotonia, dilatasi ureter dan pelvis ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil memerlukan waktu 2-8 minggu postpartum.


Adaptasi sistem pencernaan dapat terjadi secara normal dalam beberapa hari setelah melahirkan ditandai dengan adanya eliminasi pada hari ke 2-3 postpartum, tetapi bila dilakukan pemberian anastesi dan analgesi dapat memperlambat pengembalian tonus dan motilitas otot traktus pencernaan sehigga eliminasi lambat.

6) Payudara

Payudara akan mensekresi dan ekskresi kolostrum pada beberapa hari pertama setelah melahirkan. Produksi ASI pada hari ke 2-3, ditandai dengan pembengkakan dan nyeri payudara pada saat dipalpasi.

7) Sistem kardiovaskuler

Adaptasi sistem kardiovaskuler meliputi perubahan volume darah yang tergantung pada kehilangan darah selama melahirkan, mobilisasi, dan mengeluarkan cairan ekstravaskuler. Pada minggu ke 3-4 volume darah menurun sampai mencapai volume sebelum hamil. Curah jantung meningkat selama 30-60 menit pada semua jenis persalinan atau pemakaian anastesi. Volume plasma menurun, sementara itu sel darah merah meningkat. Hal ini dikaitkan dengan peningkatan hematrokrit pada hari ke 3-7. Nilai leukosit selama hari ke 10-12 postpartum antara 20.000-25.000/mm3 merupakan hal yang umum terjadi.

8) Sistem integumen

Adaptasi pada sistem integumen yakni hilangnya kloasma, hiperpigmentasi areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya, pada beberapa ibu akan menetap. Spidernevi, eritemapalmar dan epulis biasanya berkurang sebagai respon penurunan kadar estrogen. Rambut kasar yang tumbuh biasanya menetap. Diaporisis terjadi terutama pada malam hari pada hari ke 2-3 postpartum. Konsistensi dan kekuatan kuku akan kembali pada keadaan sebelum hamil.

Adaptasi fisiologi yang terjadi pada ibu postpartum selain yang tersebut di atas juga ada masalah fisiologis lain yaitu kelelahan, intoleransi aktifitas, dan nyeri luka insisi. Dalam menghadapi masalah ini perawat harus memperhatikan kebutuhan fisiologi ibu postpartum, melakukan asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan istirahat yang adekuat dan mengurangi nyeri.

Perubahan Psikologis Postpartum

Penyesuaian ibu terhadap perannya sebagai orangtua setelah kelahiran bayi ada tiga fase. Fase penyesuaian ibu ini ditandai dengan perilaku dependen (taking-in), dependen-mandiri (taking-hold), dan perilaku interdependen (letting-go).

Fase dependen (taking-in): fase ini berlangsung selama satu sampai dua hari pertama postpartum, dimana fokus utama ibu adalah untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, seperti minum, makan, dan tidur. Ibu berharap semua kebutuhannya dipenuhi oleh orang lain, dan selama fase ini ibu selalu mengingat tentang pengalaman kehamilan dan proses melahirkannya. Pada fase ini, lapangan persepsi ibu menyempit akibat adanya kecemasan dan keasyikan terhadap peran barunya. Oleh karena itu informasi yang diberikan pada waktu ini perlu diulang.

Fase dependen-mandiri (taking-hold): fase ini kurang lebih berlangsung selama sepuluh hari. Selama fase ini ibu merasa lebih mandiri dan mulai menunjukkan perhatian terhadap kebutuhan dirinya sendiri, seperti merawat diri dan bayinya. Ibu merasa bahagia dan nyaman, tetapi secara verbal ibu cemas dengan kemampuannya untuk menjadi seorang ibu. Ibu berespon dengan semangat untuk memperoleh kesempatan belajar dan berlatih tentang cara perawatan diri sendiri dan bayinya.

Fase interdependen (letting-go): selama fase ini perilaku mandiri ibu muncul, hubungan antar pasangan sudah berubah dengan adanya seorang anak. Fase ini merupakan fase penuh stress karena menjadi orangtua, dimana pasangan harus membagi kesenangan dengan kebutuhan dalam mengasuh anak, mengatur rumah tangga, dan membina karier.

Ada empat fase pencapaian peran maternal yaitu :

1) Anticipatory stage, fase ini terjadi selama kehamilan dimana pada masa ini seorang wanita melihat model peran, khususnya ibunya sendiri untuk contoh bagaimana seorang ibu menjalankan perannya.

2) Formal stage, fase ini dimulai dari kelahiran bayi, pada fase ini biasanya ibu masih dipengaruhi oleh bimbingan dari orang lain dan pada fase ini juga ibu percaya dan mau mencoba untuk bertindak sebagai ibu seperti orang lain pada umumnya.

3) Informal stage, fase ini dimulai sejak ibu memilih untuk mengasuh bayinya, dimana ibu mulai mengembangkan kemampuan mengasuh bayinya seperti seorang ibu dan mulai menemukan cara untuk melakukan perannya dengan baik sebagai seorang ibu.

4) Personal stage, adalah fase akhir pembentukan model peran, dimana pada fase ini ibu telah mencapai perannya dan merasa nyaman menjadi seorang ibu sejati. Peran ini
dicapai terjadi dalam waktu tiga sampai sepuluh bulan.

Faktor yang Mempengaruhi Adaptasi Postpartum


Perubahan fisik dan psikologis pada ibu postpartum memerlukan proses adaptasi. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses adaptasi ibu dan keluarga adalah rasa tidak nyaman dan kelelahan setelah melahirkan, kurang pengetahuan tentang kebutuhan ibu dan bayi, ketersediaan sistem pendukung, dan harapan ibu terhadap diri dan bayinya.
PULSA GRATIS!!!

Kamu punya blog atau punya akses untuk mengelola blog milik instansi tertentu (dinas, puskesmas, RS, universitas, dll)?
dan kamu mau PULSA GRATIS?

Buat artikel yang terkait dg artikel ini atau artikel lain di blog ini, lalu cantumkan URL artikelnya pada artikel kamu sebagai tambahan bacaan. Artikelnya gak perlu panjang-panjang kok, minimal 200 kata sudah boleh. Kalo kamu ada artikel lama yang tinggal diedit untuk ditambahkan URL artikel kami, itu lebih bagus lagi ^_^

Setelah kamu ada artikelnya, beritahu kami dengan cara kirim pesan kepada kami langsung dari menu "Hubungi kami" yang berisi nama kamu, nomor HP, dan URL artikel yang kamu buat.

Kami akan menyeleksi peserta yang memenuhi syarat lalu secara acak akan memilih peserta yang beruntung setiap bulannya untuk mendapatkan pulsa gratis sebesar Rp 20.000,-

Yuk, ikutan! kapan lagi bisa dapat pulsa gratis dengan mudah, hehe :D

Untuk mengirim pesan dan jika ada pertanyaan, hubungi kami disini >> http://www.sainsphd.com/p/hubungi-kami.html

Title : Postpartum: Masa Nifas Setelah Melahirkan
URL : https://sains-phd.blogspot.com/2017/01/postpartum-masa-nifas-setelah-melahirkan.html

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »