HIV/AIDS: Definisi, Cara Penularan, Klasifikasi, Sasaran Pencegahan, dan Penatalaksanaan

HIV/AIDS: Definisi, Cara Penularan, Klasifikasi, Sasaran Pencegahan, dan Penatalaksanaan


HIV-AIDS
Credit: pixabay(dot)com


Definisi HIV/AIDS


AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yaitu HIV (Human Immunodeficiency Virus). Pada umumnya AIDS disebabkan oleh HIV-1, dan beberapa kasus seperti di Afrika tengah disebabkan oleh HIV-2 yang merupakan homolog HIV-1. Keduanya merupakan virus yang menginfeksi sel CD4 yang memiliki reseptor yang memiliki afinitas tinggi untuk HIV, makrofag (Baratawidjaya, 2010)

► Cara Penularan HIV/AIDS


Transmisi virus terjadi melalui cairan tubuh yang terinfeksi virus HIV. HIV masuk ke dalam tubuh manusia melalui 3 cara yaitu: (Nasronudin, 2007)

Secara vertikal yaitu dari ibu yang terinfeksi HIV ke anak (selama mengandung, persalinan, menyusui)

Secara transeksual (homoseksual maupun heteroseksual)

Secara horizontal yaitu kontak antar darah atau produk darah yang terinfeksi (asas sterilisasi kurang diperhatikan seperti tato, suntik, pemeriksaan gigi, transfusi)

►Klasifikasi HIV/AIDS


Sesuai ketentuan WHO melalui stadium klinis pada orang dewasa serta klasifikasi klinis dan CD4 dari CDC (Centers for Desease Control and Prevention): (Nasronudin, 2007)

● Stadium Klinis HIV/AIDS


Stadium Klinis I

Penampilan/aktivitas fisik skala I biasanya asimtomatis dan aktivitas normal disertai limfadenopati persisten generalisata.

Stadium Klinis II

Simtomatis dan aktivitas normal, dengan gejala; penurunan berat badan, tetapi <10% dari berat badan sebelumnya, manifestasi mukokutaneus minor (dermatitis sebhoroic, prurigo, infeksi jamur pada kuku, ulserasi mukosa oral berulang, cheilitis angularis), herpes zoster, dalam 5 tahun terakhir, infeksi berulang pada saluran pernafasan atas.

Stadium Klinis III

Lemah dan berada di tempat tidur < 50% per hari dalam sebulan terakhir, disertai gejala
penurunan berat badan >10%, diare kronis dengan penyebab tidak jelas > 1 bulan, demam dengan sebab yang tidak jelas (intermittent atau tetap) > 1 bulan, kandidiasis oris, oral hairy leukoplakia, TB pulmoner dalam satu bulan terakhir, infeksi bakterial berat (misal : pneumonia piomiositis).

Stadium Klinis IV

Selalu berada di tempat tidur > 50% per hari dalam sebulan terakhir, HIV wasting syndrome, PCP, ensephalitis Toxoplasmosis, diare karena cryptosporidiosis >1 bulan, cryptococcosis ekstrapulmoner, infeksi virus sitomegalo, infeksi herpes simplex > 1 bulan, berbagai infeksi jamur barat (histoplasma, coccidiloidomycosis), kandidiasis esophagus, trachea atau bronchus, mikobakteriosis stypical, salmonelosis non tifoid disertai septikemia, TB ekstrapulmoner, limfoma maligna, sarcoma Kaposi, ensefalopati HIV.

● Kategori Klinis HIV/AIDS


Kategori Klinis A

Pasien HIV/AIDS dengan kategori klinis A mengalami infeksi HIV asimtomatis, limfedenopati generalisata yang menetap, infeksi HIV akut primer dengan penyakit penyerta atau adanya riwayat infeksi HIV akut.

Kategori Klinis B

Kategori klinis B, terdiri atas kondisi yang tidak termasuk dalam kategori C dan memenuhi paling kurang satu dari keadaan angiomatosis, kandidiasis orofaringeal, kandidiasis vulvovaginal, displasia servikal, deman 38,5 derajat Celcius atau diare lebih 1 bulan, herpes zoster, ITP, penyakit radang panggul, neuropati perifer.

Kategori Klinis C

Pada kondisi kategori klinis C mengalami kandidiasis oral pada bronkus trakea dan paru, kandidiasis esofagus, kanker leher rahim, ensefalopati HIV, herpes simplex, ulkus kronis lebih satu bulan, histoplasmosis sistemik atau ekstrapulmoner, sarcoma kaposi, limfoma imunoblastik, limfoma primer di otak, TB di berbagai tempat, PCP, pnemoni berulang, septikemia salmonella berulang, serta wasting syndrome (penurunan berat badan lebih 10 % disertai diare kronis lebih 1 bulan atau demam lebih 1 bulan yang bukan disebabkan penyakit lain).

Tabel Klasifikasi HIV-AIDS


► Sasaran Pencegahan Penyebaran HIV/AIDS


Sasaran pencegahan dalam penyebaran HIV/AIDS terdiri atas kelompok rentan, kelompok berisiko tertular dan kelompok tertular, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

● Kelompok Rentan HIV/AIDS


Kelompok rentan adalah kelompok yang karena faktor pekerjaan, faktor lingkungan, rendahnya ketahanan keluarga, rendahnya kesejahteraan keluarga, serta status kesehatan yang lemah, membuat mereka lebih mudah tertular HIV. Kelompok tersebut seperti: orang dengan mobilitas tinggi, perempuan remaja, anak jalanan, orang miskin, ibu hamil, penerima transfusi darah.

● Kelompok Risiko Tertular HIV/AIDS


Kelompok berisiko tertular adalah kelompok masyarakat yang berperilaku risiko tinggi seperti penjaja seks dan pelanggannya, penyalahgunaan napza suntik, dan narapidana.

● Kelompok Tertular HIV/AIDS


Kelompok tertular adalah kelompok masyarakat yang sudah terinfeksi HIV yang memerlukan penanganan khusus untuk mencegah kemungkinan penularan dengan orang lain.

► Penatalaksanaan HIV/AIDS


Penatalaksanaan pada pasien HIV/AIDS sangat dipengaruhi oleh kepatuhan dalam mengonsumsi terapi Anti Retroviral. Selain itu juga diperlukan dukungan psikososial dan spiritual serta pemenuhan nutrisi, Hal ini dapat dilihat dalam penjabaran sebagai berikut:

● Pengobatan Anti Retroviral (ARV)


Obat Anti Retroviral bekerja untuk menghambat replikasi virus dalam tubuh pasien HIV/AIDS. Saat yang paling tepat untuk memulai terapi ARV sebelum pasien jatuh sakit atau munculnya infeksi oportunistik yang pertama. Perkembangan penyakit akan lebih cepat apabila terapi ARV dimulai pada saat CD4 < 200/mm3 dibandingkan bila terapi dimulai pada CD4 di atas jumlah tersebut (Depkes, 2007).

Tujuan pemberian terapi antiretroviral (ARV) adalah untuk menurunkan HIV RNA menjadi di bawah 5000 Copies/µUl dan peningkatan CD4 di atas 500cell/µl, Pemberian terapi ARV akan memperlambat perkembangan HIV dan mencegah infeksi oportunistik (Lewis, Heirkemper & Dirksen, 2000).

Obat ARV mempunyai Keterbatasan di antaranya, tidak dapat membunuh virus dan harus diminum seumur hidup. Pemberian obat ARV efektif pada sebagian besar, tetapi tidak pada semua pasien. prognosis jangka panjang karena belum diketahui dampak yang akan terjadi jika obat diminum terus menerus mempunyai efek samping ringan maupun berat sehingga mempengaruhi kepatuhan dan akan menimbulkan resistensi ARV pada pasien HIV/AIDS.

Selama pasien memakai ARV penularan akan tetap terjadi bila melakukan kegiatan berisiko. Tingkat keberhasilan pengobatan dengan ARV tergantung dari respon individual dan kepatuhan pasien. Beberapa indikator keberhasilan pengobatan ARV di antaranya meningkatnya berat badan, tidak mengalami infeksi oportunistik dan peningkatan CD4 yang diperiksa 3-6 bulan setelah terapi (Depkes, 2007).

Cara kerja obat antiretroviral adalah menghambat replikasi HIV. Rekomendasi WHO dalam pemberian ARV adalah kombinasi 3 obat ARV yaitu:

Golongan Nucleosida Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI)

Obat ini dikenal sebagai analog nukleosida yang menghambat proses perubahan RNA virus menjadi DNA. Proses ini diperlukan agar virus dapat bereplikasi. Contohnya antara lain: zidovudine (ZDV atau AZT), lamivudine (3TC), didanosine (ddI), zalcitabine (ddC), stavudine (d4T) dan abacavir (ABC).

Golongan Non-Nucleosida Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI)

NNRTI merupakan kombinasi dari analog nukleosida dan protease inhibitor (PI). Obat dalam golongan ini termasuk nevirapine (NVP), evavirenz (EFV), dan delavirdine (DLV).

Golongan Protease Inhibitor (PI)

Obat ini bekerja menghambat enzim protease yang memotong rantai panjang asam amino menjadi protein yang lebih kecil. PI bereaksi dengan protease yang menghambat kerja enzim dan menyebabkan produksi virus menjadi tidak matang. Obat dalam golongan ini termasuk indinavir (IDV), nelfinavir (NFV), saquinavir  (SQV), ritonavir (RTV), amprenavir (APV), dan Iopinavir/ritonavir
(LPV/r).

Golongan Entry Inhibitor

Contohnya enfuvirtide (fuzeon) berfungsi untuk mencegah masuknya HIV ke target sel dengan cara berikatan dengan amplop protein di sekitar virus. Obat ini saat berikatan dengan virus mengakibatkan virus tidak bisa berikatan dengan membran sel (Lemone & Burke, 2008).

● Dukungan Psikososial dan Spiritual pada HIV/AIDS


Perawat memiliki peran yang sangat besar dalam penatalaksanaan pasien HIV/AIDS yaitu sebagai konselor sehingga pasien HIV/AIDS. Konseling dalam HIV/AIDS menyediakan dukungan psikologis, informasi dan pengetahuan HIV/AIDS, mencegah penularan HIV, mempromosikan perubahan perilaku yang bertanggung jawab, pengobatan ARV dan memastikan pemecahan berbagai masalah terkait dengan HIV/AIDS (Depkes, 2007).

Selain masalah psikologis spiritual pasien menjadi penting untuk diintervensi. kesehatan spiritual merupakan keharmonisan antara diri individu dengan orang lain, alam dan kehidupan tertinggi.

● Dukungan Nutrisi pada HIV/AIDS


Pada pasien terinfeksi HIV sering mengalami gangguan asupan nutrien yang menyebabkan menurunnya fungsi biologis tubuh. Pemenuhan metabolisme pokok yaitu karbohidrat, protein, lemak dan juga mengandung 3 imonutrien utama yaitu arginin, glutamine, serta fish oil yang mempunyai dampak positif terhadap fungsi imunologis juga diperlukan Vitamin E, vitamin c dan betakaroten.


PULSA GRATIS!!!

Kamu punya blog atau punya akses untuk mengelola blog milik instansi tertentu (dinas, puskesmas, RS, universitas, dll)?
dan kamu mau PULSA GRATIS?

Buat artikel yang terkait dg artikel ini atau artikel lain di blog ini, lalu cantumkan URL artikelnya pada artikel kamu sebagai tambahan bacaan. Artikelnya gak perlu panjang-panjang kok, minimal 200 kata sudah boleh. Kalo kamu ada artikel lama yang tinggal diedit untuk ditambahkan URL artikel kami, itu lebih bagus lagi ^_^

Setelah kamu ada artikelnya, beritahu kami dengan cara kirim pesan kepada kami langsung dari menu "Hubungi kami" yang berisi nama kamu, nomor HP, dan URL artikel yang kamu buat.

Kami akan menyeleksi peserta yang memenuhi syarat lalu secara acak akan memilih peserta yang beruntung setiap bulannya untuk mendapatkan pulsa gratis sebesar Rp 20.000,-

Yuk, ikutan! kapan lagi bisa dapat pulsa gratis dengan mudah, hehe :D

Untuk mengirim pesan dan jika ada pertanyaan, hubungi kami disini >> http://www.sainsphd.com/p/hubungi-kami.html

Title : HIV/AIDS: Definisi, Cara Penularan, Klasifikasi, Sasaran Pencegahan, dan Penatalaksanaan
URL : https://sains-phd.blogspot.com/2017/08/hiv-aids.html

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »