Skizofrenia: Definisi, Penyebab, Gejala, Tipe, dan Faktor yang Mempengaruhinya
Credit: wikipedia(dot)org |
► Definisi Skizofrenia
Menurut
Varcarolis, et al.
(2006), skizofrenia merupakan gangguan otak yang mempengaruhi seseorang dalam berpikir,
berbahasa, emosi, perilaku sosial, dan kemampuan untuk menerima realita dengan
benar. Skizofrenia merupakan suatu sindrom klinis atau proses penyakit yang mempengaruhi
kognisi, persepsi, emosi, perilaku, dan fungsi sosial, tetapi skizofrenia
mempengaruhi setiap individu dengan cara yang berbeda (Videbeck, 2008).
WHO
(2001) menjelaskan bahwa skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang
biasanya mulai diderita pada usia remaja akhir atau dewasa awal,
dikarakteristikkan dengan terjadinya distorsi persepsi, pikiran, dan emosi yang
tidak sesuai. Skizofrenia merupakan gangguan jiwa akibat kerusakan otak yang disebabkan
ketidakseimbangan dopamin sehingga berakibat gangguan fungsi kognitif, afektif,
bahasa, menilai realitas dan hubungan interpersonal.
► Penyebab Skizofrenia
Penyebab
skizofrenia bervariasi dan belum diketahui secara pasti. Faktor yang menjadi
penyebab terjadinya skizofrenia menurut Stuart & Laraia (2005) yaitu:
● Faktor Biologi Penyebab
Skizofrenia
Termasuk
dalam faktor biologi yaitu genetik, neurobiologi, neurotransmitter,
perkembangan otak dan teori virus. Faktor genetik yaitu adanya defek pada gen
tertentu dapat menyebabkan Skizofrenia seperti mutasi DNA atau kromosom. Mutasi
DNA terjadi ketika pengulangan gen lebih dari satu kali seperti yang terjadi
pada kembar monozigot
atau identik (Stuart & Laraia, 2005).
Studi
terhadap keluarga menyebutkan faktor risiko genetik terhadap skizofrenia yaitu pada
orang tua 5,6%, saudara kandung 10,1%, anak-anak 12,8%, dan penduduk secara
keseluruhan 0,9%. Sedangkan menurut Yosep (2008) menyebutkan terhadap orang
kembar identik 59,20%; sedangkan kembar fraternal 15,2%.
Faktor
neurobiologi dan neurotransmitter yaitu lesi pada lobus frontal, temporal dan
area limbik sehingga menyebabkan gangguan fungsi otak dan disregulasi
neurotramsmiter seperti dopamin, serotonin, dan glutmat (Stuart & Laraia,
2005).
Perkembangan
otak dan teori virus merupakan gangguan perkembangan otak fetus karena infeksi
atau virus saat kehamilan menyebabkan gangguan kematangan otak masa kanak-kanak
dan dewasa, berdampak pada mielinisasi, migrasi dan interkoneksi antar saraf. (Varcarolis,
et al., 2006).
● Faktor Psikologi Penyebab
Skizorenia
Menurut
Stuart & Laraia
(2005) kegagalan memenuhi tugas perkembangan psikologi dan ketidakharmonisan
keluarga meningkatkan risiko. Terjadinya skizofrenia dapat dipengaruhi oleh faktor risiko psikologis misalnya orang tua yang overprotektif
atau terlalu dingin, stressor dari konflik pernikahan maupun konflik keluarga.
Ketidakmatangan
atau fiksasi, merupakan kegagalan pada suatu fase sehingga menyebabkan gangguan
perkembangan pada perkembangan individu. Sehingga menyebabkan gangguan
perkembangan pada tahap berikutnya. Untuk perkembangan psikologik dan
pengalaman belajar sangat perlu bagi perkembangan intelektual, emosional dan
sosial yang normal.
Menurut
Yosep (2008), hubungan orang tua dengan anak yang salah atau interaksi yang
kurang harmonis dalam keluarga sering menyebabkan terjadinya gangguan jiwa
seperti gangguan kepribadian dan gangguan penyesuaian diri dalam pergaulannya.
► Gejala Skizofrenia
Gejala
yang ditemukan pada klien skizofrenia menurut Varcarolis, et al. (2006) diketegorikan menjadi
dua yaitu gejala negatif dan gejala positif.
● Gejala Negatif Skizofrenia
Menurut
Stuart & Laraia (2005), gejala negatif yaitu berkurangnya atau hilangnya
fungsi norma seseorang, sering kurang responsif terhadap antipsikotik
tradisional dan lebih responsif terhadap antibiotik atipikal. Sedangkan menurut
Vacarolis, et al.
(2006) gejala negatif Skizofrenia yaitu penurunan afek, alogia, kurang
motivasi, anhedonia, penurunan interaksi sosial dan penurunan perhatian.
● Gejala Positif Skizofrenia
Gejala
positif yaitu distorsi atau bertambahnya fungsi normal tubuh. Gejala ini mudah
dikenali oleh orang lain. Gejala
positif skizofrenia yaitu halusinasi,
delusi (waham), perilaku bizarre (agresif,
agitasi, repetisi, perilaku stereotip) dan disorganisasi bicara (Stuart &
Laraia, 2005).
Survey
yang dilakukan oleh “The National
Institute of Nursing Healh’s Epidemiologic Catchment Area” terhadap 10.000
orang yang pernah melakukan perilaku kekerasan sebanyak 11,7 % terdiagnosa
skizofrenia. Riset tentang stigma pada klien skizofrenia yang dilakukan terhadap
2000 responden bahwa 48,1% responden dari
orang Amerika melakukan perilaku kekerasan terhadap orang lain.
Beberapa penelitian
melaporkan bahwa kelompok individu yang didiagnosis skizofrenia mempunyai insiden
lebih tinggi untuk melakukan perilaku kekerasan.
Perilaku
maladaptif skizofrenia merupakan penampilan yang buruk, berkurangnya kemampuan
bekerja, perilaku stereotip, agitasi, negativisme (Stuart & Laraia, 2005).
Adapun gejala skizofrenia secara umum dapat dilihat sebagai berikut:
● Gejala Skizofrenia pada Kognitif
Terjadinya
penurunan kemampuan kognitif adalah faktor neuroanatomi, psikologis, lingkungan,
kejadian dan faktor lainnya, sedangkan menurut Stuart (2009), kognitif merupakan
tindakan atau proses pengetahuan yang melibatkan kesadaran dan penilaian yang
memungkinkan otak untuk memproses informasi dengan cara yang menjamin akurasi,
penyimpanan, dan pengambilan.
Proses
ini diperlukan dan memungkinkan mengetahui kondisi otak untuk proses informasi
dalam hal ketelitian, penyimpangan. Seseorang dengan skizofrenia sering kali
tidak sanggup untuk menghasilkan logika berpikir yang kompleks dan mengungkapkan
kalimat yang berhubungan karena neurotransmitter dalam proses sistem informasi
otak mengalami kelainan fungsi.
Pengalaman hidup klien
menyebabkan terjadinya penilaian negatif terhadap situasi atau kejadian yang di
alami klien tersebut. Penilaian ini akan mempengaruhi perasaan klien, sehingga
pada klien perilaku kekerasan dapat ditemukan ungkapan-ungkapan perasaan
sebagai berikut: dikesampingkan, dipermalukan, ketakutan, dibuang, bersalah,
menyakitkan, ditolak, tidak adekuat, tidak aman, tidak didengarkan, situasi di
luar kontrol, penolakan, terancam, kelelahan, cepat tersinggung dan
direndahkan.
● Gejala Skizofrenia pada Emosi
Menurut
Stuart (2009) emosi yang menggambarkan sebagai suasana hati dan afek. Mood merupakan sebagian nada perasaan
yang luas dan berkelanjutan yang dapat dialami selama beberapa jam atau selama
bertahun-tahun dan terasa dapat mempengaruhi pandangan dunia seseorang. Afek
mengacu pada perilaku yang seperti gerakan tangan dan tubuh, ekspresi wajah,
dan nada suara yang dapat diamati ketika seseorang mengekspresikan dan
mengalami perasaan dan emosi.
Klien
dengan skizofrenia umumnya memiliki gejala, klien merasakan bahwa mereka tidak
lagi memiliki perasaan dan bahwa mereka memiliki kemampuan menurun untuk
merasakan keintiman dan kedekatan dengan orang lain. Menurut Videbeck (2008),
emosi biasanya terlihat pada skizofrenia adalah Ketidakmampuan atau kemampuan
menurun untuk mengalami kesenangan, sukacita, keintiman, dan kedekatan,
kurangnya perasaan, emosi, kepentingan, atau keprihatinan.
● Gejala Skizofrenia pada Perilaku
Perilaku
adalah respon individu terhadap stimulus baik yang berasal dari luar maupun
dari dalam dirinya. Dengan eksplorasi banyak perilaku dapat dijelaskan dan
gerakan dapat dipahami. Perilaku maladaptif dalam skizofrenia termasuk memburuk
penampilan, kurangnya ketekunan di tempat kerja atau sekolah, perilaku berulang
atau stereotip, agresi, agitasi, dan negatif.
Perilaku
dan gerakan yang normal didasarkan pada budaya, kesesuaian usia, dan penerimaan
sosial respon neurobiologis maladaptif menimbulkan perilaku dan gerakan yang aneh,
tidak enak dipandang, membingungkan, sulit untuk mengelola, disfungsional, dan
membingungkan orang lain. Gerakan yang maladaptif yang terkait dengan
skizofrenia termasuk katatonia, gerakan mata abnormal, meringis, gaya berjalan
abnormal, tingkah laku menerima dan efek samping obat (Stuart, 2009).
Perilakukekerasan merupakan salah satu dari respon afektif (emosi) marah yang
maladaptif. Seseorang yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak berdaya,
jengkel, merasa ingin berkelahi, mengamuk, bermusuhan, sakit hati, menyalahkan,
menuntut, mudah tersinggung, euforia yang berlebihan atau tidak tepat, dan afek
yang labil pada klien.
● Gejala Skizofrenia pada Perilaku
Sosial
Seseorang
dalam kontak sosial akan mempelajari tingkah laku orang lain kemudian juga akan
melakukan tingkah laku orang tersebut, Townsend (2009) menyatakan sosialisasi
merupakan kemampuan untuk membentuk hubungan kerja sama dan saling bergantung
dengan orang lain. Ini merupakan fungsi terakhir di antara lima fungsi otak besar
karena masalah dengan yang lain harus dipahami sebagai konsekuensi hubungan maladaptif.
Masalah
sosial yang biasanya terjadi dari penyakit secara langsung maupun tidak langsung,
efek langsung terjadi ketika gejala mencegah orang dari sosialisasi yang
berlaku dalam norma-norma budaya sosial atau ketika motivasi memburuk, yang
mengakibatkan penarikan sosial dan isolasi dari kegiatan kehidupan. Penurunan
keterampilan sosial, faktor sosial budaya dikarenakan proses globalisasi dan
pesatnya kemajuan teknologi informasi memberikan dampak terhadap nilai-nilai
sosial pada masyarakat.
► Tipe Skizofrenia
Menurut
Varcarolis, et al.
(2006), berdasarkan Diagnostic and
Stastical Manual of Mental Disorder Text Revision (DSMIV-TR) tipe-tipe
Skizofrenia terbagi atas:
● Skizofrenia Paranoid
Ditemukan
tanda dominan berupa halusinasi dan waham. Tidak ada disorganisasi bicara,
disgorganisasi perilaku, katatonia atau afek tidak sesuai. Skizofrenia tipe ini
umumnya bersikap bersikap sangat bermusuhan terhadap orang lain.
● Skizofrenia Disorganisasi
Tanda
dominan berupa disorganisasi bicara, perilaku, afek datar dan tidak sesuai.
● Skizofrenia Kataton
Ditemukan
imobilitas motorik (stupor), aktivitas motorik berlebihan tanpa tujuan
(agitasi), negatif berlebihan, stereotip, berisiko melukai diri dan orang lain.
● Skizofrenia Residual
Tidak
ditemukan gejala khas seperti delusi (waham), halusinasi atau disorganisasi bicara dan
perilaku. Namun muncul beberapa gejala positif dan negatif.
● Skizofrenia
Campuran (Tak Tergolongkan)
Memiliki
gejala delusi, halusinasi atau disorganisasi bicara dan perilaku, namun tidak
ada klinis dominan sehingga tidak digolongkan.
► Faktor yang Mempengaruhi
Skizofrenia
Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kemampuan pada seseorang antara lain :
● Faktor Usia pada
Skizofrenia
Usia
dapat mempengaruhi psikologi seseorang, semakin tinggi usia semakin baik
tingkat kematangan emosi seseorang dan kemampuannya dalam menghadapi berbagai
persoalan (Stuart & Sundeen, 2005). Erikson dalam Keliat (2006), menyatakan bahwa dalam proses menuju maturasi psikososial, manusia menjalankan delapan
tugas perkembangan sesuai dengan proses perkembangan usia.
Sebaliknya
tugas perkembangan yang tidak dijalankan dengan baik memberikan dampak psikososial
di kemudian
hari. Seseorang yang mempunyai usia
dewasa lebih mudah mengalami emosi atau berperilaku emosional tetapi ada juga
yang berpendapat sebaliknya.
● Faktor Jenis Kelamin pada Skizofrenia
Penelitian
yang dilakukan Miller (2001) menunjukkan bahwa pria lebih memungkinkan gejala
negatif dibandingkan dengan wanita, dan wanita memiliki fungsi sosial dan
pengambil keputusan dalam hal pengendalian emosi lebih baik dari pada pria.
Sedangkan menurut Miller (2004) kondisi perbedaan jenis kelamin antara
laki-laki dan perempuan sangat mempengaruhi kemampuan menghadapi sesuatu
masalah.
● Faktor Status Perkawinan pada Skizofrenia
Seseorang yang memiliki
pasangan atau yang sudah menikah akan mempengaruhi ketenangan dalam meningkatkan
kemampuan dalam menghadapi suatu masalah. Dukungan dari pasangan akan meningkatkan
pengetahuan atau cara mengambil suatu keputusan, terutama dalam mengatasi
perilaku kekerasan (Stuart & Laraia, 2005).
● Faktor Pendidikan pada Skizofrenia
Setiap
orang mempunyai pemaknaan yang berbeda terhadap pendidikan. Pendidikan pada
umumnya berguna dalam mengubah pola pikir, pola tingkah laku, dan pola
pengambilan keputusan. Tingkat pendidikan yang cukup diharapkan seorang akan
lebih mudah dalam mengidentifikasi stressor atau masalah kekerasan baik yang
berasal diri sendiri maupun dari lingkungan sekitarnya. Tingkat pendidikan dapat
mempengaruhi kesadaran dan pemahaman terhadap stimulus kognitif.
Tingkat
pendidikan rendah pada seseorang akan dapat menyebabkan cara berpikir rasional,
menangkap informasi yang baru, dan kemampuan menguraikan masalah menjadi rendah
(Wijayanti, 2010). Menurut
Stuart & Laraia (2005) pendidikan dapat dijadikan tolak ukur kemampuan
seseorang berinteraksi dengan orang lain secara efektif, faktor pendidikan mempengaruhi
kemampuan seseorang menyelesaikan masalah yang dihadapi.
● Faktor Pekerjaan pada Skizofrenia
Seseorang yang memiliki
pekerjaan dapat meningkatkan stimulus yang bersifat menantang individu serta menimbulkan
kondisi tegang dan stres sehingga memerlukan energi yang besar untuk menghadapi
suatu masalah dalam mengatasi keadaan perilaku dalam kehidupannya.
Kamu punya blog atau punya akses untuk mengelola blog milik instansi tertentu (dinas, puskesmas, RS, universitas, dll)?
dan kamu mau PULSA GRATIS?
Buat artikel yang terkait dg artikel ini atau artikel lain di blog ini, lalu cantumkan URL artikelnya pada artikel kamu sebagai tambahan bacaan. Artikelnya gak perlu panjang-panjang kok, minimal 200 kata sudah boleh. Kalo kamu ada artikel lama yang tinggal diedit untuk ditambahkan URL artikel kami, itu lebih bagus lagi ^_^
Setelah kamu ada artikelnya, beritahu kami dengan cara kirim pesan kepada kami langsung dari menu "Hubungi kami" yang berisi nama kamu, nomor HP, dan URL artikel yang kamu buat.
Kami akan menyeleksi peserta yang memenuhi syarat lalu secara acak akan memilih peserta yang beruntung setiap bulannya untuk mendapatkan pulsa gratis sebesar Rp 20.000,-
Yuk, ikutan! kapan lagi bisa dapat pulsa gratis dengan mudah, hehe :D
Untuk mengirim pesan dan jika ada pertanyaan, hubungi kami disini >> http://www.sainsphd.com/p/hubungi-kami.html
Title : Skizofrenia: Definisi, Penyebab, Gejala, Tipe, dan Faktor yang Mempengaruhinya
URL : https://sains-phd.blogspot.com/2017/08/skizofrenia.html
dan kamu mau PULSA GRATIS?
Buat artikel yang terkait dg artikel ini atau artikel lain di blog ini, lalu cantumkan URL artikelnya pada artikel kamu sebagai tambahan bacaan. Artikelnya gak perlu panjang-panjang kok, minimal 200 kata sudah boleh. Kalo kamu ada artikel lama yang tinggal diedit untuk ditambahkan URL artikel kami, itu lebih bagus lagi ^_^
Setelah kamu ada artikelnya, beritahu kami dengan cara kirim pesan kepada kami langsung dari menu "Hubungi kami" yang berisi nama kamu, nomor HP, dan URL artikel yang kamu buat.
Kami akan menyeleksi peserta yang memenuhi syarat lalu secara acak akan memilih peserta yang beruntung setiap bulannya untuk mendapatkan pulsa gratis sebesar Rp 20.000,-
Yuk, ikutan! kapan lagi bisa dapat pulsa gratis dengan mudah, hehe :D
Untuk mengirim pesan dan jika ada pertanyaan, hubungi kami disini >> http://www.sainsphd.com/p/hubungi-kami.html
Title : Skizofrenia: Definisi, Penyebab, Gejala, Tipe, dan Faktor yang Mempengaruhinya
URL : https://sains-phd.blogspot.com/2017/08/skizofrenia.html