Air Susu Ibu (ASI): Nilai Gizi dan
Kandungan Protektifnya
Nutrisi
merupakan faktor kunci untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan selama siklus kehidupan
manusia. Dalam rangka pemberian nutrisi yang berkualitas pada bayi, WHO telah
menetapkan kebijakan Global Strategy on
Infant and Young Child
Feeding. Isi kebijakan tersebut adalah mengenai
standar emas pemberian makanan
pada bayi.
Standar
emas pemberian makanan pada bayi adalah inisiasi menyusu dini (IMD) segera
setelah bayi lahir, pemberian ASI eksklusif 6 bulan yaitu bayi hanya diberikan ASI
saja tanpa makanan dan minuman tambahan kecuali obat, vitamin, dan mineral
tambahan; memberikan makanan pendamping ASI dengan makanan keluarga setelah
bayi berusia 6 bulan; dan pemberian ASI diteruskan sampai bayi berumur 2 tahun. (Perry, et al., 2010)
Menurut
Reeder, et al. (2003), pemberian nutrisi pada bayi bukan hanya “pengisian nutrisi” tetapi juga
merupakan “interaksi sosial, psikologis dan pendidikan.” Orang tua tidak hanya
memperhatikan nilai gizi nutrisi saja ketika memberi makan bayi, tetapi juga memperhatikan
bagaimana memberi kedekatan psikologis, melakukan interaksi dan memberikan
pendidikan pada bayi. Bayi yang disusui ibunya dengan ASI akan mendapatkan manfaat
dari segi nilai gizi, interaksi sosial, psikologis maupun pendidikan.
Dari
segi nilai gizi, ASI mengandung nilai gizi yang sesuai untuk bayi. Bayi yang
disusui oleh ibunya akan mendapatkan kecukupan gizi untuk tumbuh kembangnya. Dari segi
interaksi sosial, bayi akan dekat dengan ibunya ketika ibu menyusui. Sedangkan dari
segi psikologis dan pendidikan, bayi yang diberi ASI akan lebih percaya diri dan
cerdas (Pillitteri, 2007).
► Nilai Gizi ASI
ASI
memiliki nilai gizi yang sangat banyak. Komponen gizi ASI berbeda-beda menyesuaikan umur bayi.
Bahkan komponen ASI dari ibu yang melahirkan bayi prematur berbeda dengan bayi
matur. Demikian pula dengan komponen ASI yang tersimpan di alveoli dan
yang disekresi saat menyusui. Komponen ASI yang tersimpan di alveoli dan
dikeluarkan pada permulaan menyusui lebih encer dan rendah lemak (Perry, et al., 2010).
Komponen
ASI yang
tersimpan di alveoli disebut dengan foremilk. Foremilk memiliki kadar lemak rendah tetapi kadar
proteinnya tinggi. Sedangkan komponen ASI yang disekresi selama menyusui disebut
dengan hindmilk. Hindmilk memiliki kadar lemak dan protein yang lebih tinggi
dibandingkan dengan foremilk (Perinasia 2010).
Secara
garis besar komponen ASI dapat dijelaskan pada paparan di bawah:
● Lemak pada ASI
Menurut
Perry, et al. (2010) ASI mengandung kadar lemak sekitar 3,5-4,5%. Lemak ASI mudah diserap oleh bayi
dibandingkan susu formula karena trigliserida pada ASI terlebih dulu dipecah
menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat pada ASI (Perinasia
2010). (baca tentang enzim)
Pada
susu formula tidak mengandung enzim lipase.
ASI juga mengandung asam lemak esensial seperti asam linoleat (omega 6) dan asam linolenat (omega
3). Omega 3 adalah pembentuk asam lemak tidak jenuh rantai panjang atau
docosahexaenoid acid (DHA), sedangkan omega 6 adalah pembentuk arachidonic acid
(AA). DHA dan AA mempunyai fungsi penting untuk pertumbuhan otak dan menjaga
integritas kulit, sehingga bayi yang diberi ASI mempunyai kecerdasan lebih
baik dibandingkan dengan bayi yang tidak diberikan ASI (Pilliteri, 2007).
● Karbohidrat pada
ASI
Bayi
mendapatkan sumber energi dari laktosa. ASI mengandung laktosa sebagai komponen utama dari unsur
karbohidrat dengan jumlah sekitar 75 gram/liter. Laktosa adalah karbohidrat yang
mudah dicerna oleh tubuh. Laktosa mudah diurai menjadi glukosa dan galaktosa dengan
bantuan enzim laktase yang terdapat pada mukosa saluran pencernaan manusia
sejak lahir. (baca tentang sistem pencernaan)
Fungsi
laktosa adalah sebagai sumber kalori dan
mempertinggi absorbsi kalsium serta merangsang pertumbuhan laktobasilus bifidus yang merupakan
bakteri baik untuk bayi (Perry, et al.,
2010).
● Protein pada ASI
Protein
dibutuhkan bayi baru lahir untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Kadar protein ASI sebesar 0.9%,
60% adalah jenis whey atau laktalbumin. Whey adalah protein yang mudah dicerna
dibandingkan kasein yang lebih banyak terdapat pada susu formula. Di samping whey, ASI juga
mengandung sistin dan taurin. (Pilliteri, 2007).
● Garam dan Mineral pada ASI
Ginjal
neonatus belum dapat mengkonsentrasikan air kemih dengan baik, sehingga diperlukan nutrisi dengan
kadar garam dan mineral rendah. ASI mengandung garam dan mineral lebih rendah
dibandingkan susu sapi dan susu formula. Kadar garam dan mineral yang rendah
menguntungkan kerja ginjal bayi baru lahir sehingga tidak bekerja keras untuk
mengekskresikannya. Hal tersebut menguntungkan sistem ginjal bayi yang belum matur.
Dilihat
dari kadar kalsium ASI dan susu sapi, kadar kalsium susu sapi lebih tinggi
dibandingkan ASI, tetapi kadar fosfornya jauh lebih tinggi sehingga mengganggu
penyerapan kalsium oleh tubuh. Bayi yang diberikan susu formula dapat menyebabkan
tetani/kejang otot karena hipokalsemia (Perry, et al., 2010).
Dilihat
dari kandungan zat besi, ASI dan susu sapi mengandung kadar zat besi yang tidak terlalu tinggi. Kadar
zat besi ASI sebanyak 0.1 mg dan kadar zat besi susu sapi 0.1 mg. Tetapi kadar zat
besi ASI lebih mudah diserap tubuh bayi dibandingkan susu formula atau susu sapi.
Zat
besi ASI diserap tubuh bayi dibantu laktosa dan vitamin C yang juga terdapat pada ASI.
Bayi yang diberi ASI eksklusif dapat memenuhi kebutuhan zat besi tubuh
selama 6 bulan. Setelah 6 bulan kebutuhan zat besi dapat dipenuhi dari tambahan
makanan yang dikonsumsi bayi (Perinasia, 2010).
ASI
mengandung seng dalam jumlah yang sesuai untuk kebutuhan bayi. Kadar seng dalam ASI sebesar 0.15 mg.
Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan seng tubuh bayi. Seng diperlukan
bayi untuk memperlancar proses metabolisme, membangun sistem imunitas
bayi, dan mencegah penyakit tertentu seperti akrodermatitis enteropatika
(Perinasia 2010).
● Vitamin pada ASI
ASI
cukup mengandung vitamin A, C, D, E, K, tiamin, riboflavin, dan niasin yang diperlukan bayi. Khusus
untuk vitamin D dan E banyak terdapat pada kolostrum dan berguna untuk pertumbuhan
tulang. Sedangkan vitamin K berguna untuk katalisator proses pembekuan darah. Hal
ini sangat menolong bayi karena bayi terhindar dari kemungkinan perdarahan karena
proses traumatik pada saat persalinan atau tindakan invasif pada bayi (Reeder,
et al., 2003).
► Kandungan Zat Protektif ASI
Bayi
baru lahir membutuhkan zat protektif untuk mempertahankan kesehatan dan menghindari penyakit. Zat
protektif tersebut dapat diperoleh dari ASI karena ASI mengandung laktobasiIlus
bifidus, laktoferin, lisozim, komplemen C3 dan C4, faktor antistreptokokus, antibodi
dan imunitas selular yang dibutuhkan bayi sebagai zat protektif (Perinasia, 2010).
Menurut
Perinasia (2010), ASI mengandung laktobasilus bifidus. Laktobasilus bifidus merupakan zat
protektif yang hanya terdapat pada ASI dan tidak terdapat pada susu mamalia lainnya.
Laktobasilus bifidus berguna untuk mencegah kolonisasi bakteri patogenik dan
mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat.
Keasaman
asam laktat dan asam asetat
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Eschericia
coli pada saluran cerna, yang merupakan bakteri penyebab diare. Dengan demikian, bayi yang diberi
ASI resiko terjadinya diare lebih rendah dibandingkan dengan yang diberi susu
formula (Pilliteri, 2007).
Konsentrasi
laktoferin pada ASI digunakan tubuh bayi untuk mencegah dari agen penyakit penyebab diare,
jamur kandida maupun infeksi saluran pernafasan. Kadar pada ASI sebesar 100 mg/100
ml. Konsentrasi tersebut tertinggi di antara semua cairan biologis.
Laktoferin
adalah protein yang berikatan dengan zat besi. Ikatan laktoferin dan zat besi
bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan kuman patogen tertentu seperti
stafilokokkus dan Eschericia coli, serta dapat menghambat pertumbuhan jamur kandida.
Manfaat tersebut menguntungkan bayi karena dapat menghindari bayi dari
penyakit diare, jamur kandida maupun infeksi saluran pernafasan (Perry, et al., 2010).
Zat
protektif lisozim berguna untuk menyerang bakteri Eschericia coli dan sebagian bakteri golongan salmonella.
Konsentrasi lisozim dalam ASI sebesar 400µg/ml. Lisozim adalah enzim yang
dapat memecah dinding bakteri dan antiinflamatori. Lisozim juga merupakan zat
protektif yang unik, karena kadar lisozim setelah 6 bulan usia bayi justru naik,
padahal zat aktif lain menurun. Keadaan ini menguntungkan bayi karena setelah 6 bulan
bayi akan mendapatkan makanan padat (Perinasia, 2010).
Komplemen
C3 dan C4 pada ASI berguna untuk menyerang kuman patogen dan melumpuhkan kuman. Komplemen
C3 dan C4 sebagai biokatalisator memegang peranan penting untuk mencegah infeksi
bakteri dan virus. Cara kerja komplemen adalah dengan cara membantu antibodi
melumpuhkan antigen segera setelah antibodi
berikatan dengan antigen. Komplemen C3 dan C4 kadarnya rendah dalam ASI, tetapi mempunyai daya
menyerang kuman patogen yang kuat, dan daya untuk melumpuhkan kuman yang masuk
ke tubuh (Perry, et al.,
2010).
Kandungan
antistreptokokus pada ASI melindungi bayi dari infeksi streptokokus. Antistreptokukus merupakan
zat protektif nonimunoglobulin, artinya zat tersebut bukan dari golongan zat
kekebalan tubuh, tetapi mempunyai daya melindungi tubuh dari kuman patogen. Antistreptokukus
melindungi bayi dari infeksi streptokukus. Biasanya infeksi
streptokokus dapat menyebabkan laringitis dan pneumonia (Perinasia, 2010).
Imunoglobulin
pada ASI berguna untuk membunuh kuman pathogen dengan cara melisiskannya dengan bantuan
komplemen. Jenis imunoglobulin yang terdapat pada ASI adalah IgA, IgE, IgM dan
IgG. Imunoglobulin pada ASI dapat bertahan pada saluran pencernaan bayi
karena tahan terhadap asam dan enzim proteolitik saluran pencernaan dan membuat
lapisan pada mukosanya sehingga mencegah bakteri patogen dan virus masuk ke dalam mukosa usus (Perry, et
al., 2010).
Makrofag
merupakan imunitas selular yang berfungsi membunuh dan memfagositosis mikroorganisme, membentuk C3
dan C4, lisozim dan laktoferin, melepaskan IgA intraselular ke dalam
jaringan, dan meningkatkan aktivitas limfosit T. Imunitas selular yang banyak terdapat pada
ASI adalah makrofag yaitu sebesar 90%, sisanya adalah neutrofil, limfosit dan sel
epitel. Imunitas seluler juga berfungsi sebagai pengangkut dan penyimpanan immunoglobulin. (Perinasia 2010)
Kamu punya blog atau punya akses untuk mengelola blog milik instansi tertentu (dinas, puskesmas, RS, universitas, dll)?
dan kamu mau PULSA GRATIS?
Buat artikel yang terkait dg artikel ini atau artikel lain di blog ini, lalu cantumkan URL artikelnya pada artikel kamu sebagai tambahan bacaan. Artikelnya gak perlu panjang-panjang kok, minimal 200 kata sudah boleh. Kalo kamu ada artikel lama yang tinggal diedit untuk ditambahkan URL artikel kami, itu lebih bagus lagi ^_^
Setelah kamu ada artikelnya, beritahu kami dengan cara kirim pesan kepada kami langsung dari menu "Hubungi kami" yang berisi nama kamu, nomor HP, dan URL artikel yang kamu buat.
Kami akan menyeleksi peserta yang memenuhi syarat lalu secara acak akan memilih peserta yang beruntung setiap bulannya untuk mendapatkan pulsa gratis sebesar Rp 20.000,-
Yuk, ikutan! kapan lagi bisa dapat pulsa gratis dengan mudah, hehe :D
Untuk mengirim pesan dan jika ada pertanyaan, hubungi kami disini >> http://www.sainsphd.com/p/hubungi-kami.html
Title : Air Susu Ibu (ASI): Nilai Gizi dan Kandungan Protektifnya
URL : https://sains-phd.blogspot.com/2017/08/kandungan-dan-nilai-gizi-asi.html
dan kamu mau PULSA GRATIS?
Buat artikel yang terkait dg artikel ini atau artikel lain di blog ini, lalu cantumkan URL artikelnya pada artikel kamu sebagai tambahan bacaan. Artikelnya gak perlu panjang-panjang kok, minimal 200 kata sudah boleh. Kalo kamu ada artikel lama yang tinggal diedit untuk ditambahkan URL artikel kami, itu lebih bagus lagi ^_^
Setelah kamu ada artikelnya, beritahu kami dengan cara kirim pesan kepada kami langsung dari menu "Hubungi kami" yang berisi nama kamu, nomor HP, dan URL artikel yang kamu buat.
Kami akan menyeleksi peserta yang memenuhi syarat lalu secara acak akan memilih peserta yang beruntung setiap bulannya untuk mendapatkan pulsa gratis sebesar Rp 20.000,-
Yuk, ikutan! kapan lagi bisa dapat pulsa gratis dengan mudah, hehe :D
Untuk mengirim pesan dan jika ada pertanyaan, hubungi kami disini >> http://www.sainsphd.com/p/hubungi-kami.html
Title : Air Susu Ibu (ASI): Nilai Gizi dan Kandungan Protektifnya
URL : https://sains-phd.blogspot.com/2017/08/kandungan-dan-nilai-gizi-asi.html