Diabetes Mellitus: Definisi, Klasifikasi, Komplikasi, Jenis Obat dan Insulin, serta Penatalaksanaan DM

Diabetes Mellitus: Definisi, Klasifikasi, Komplikasi, Jenis Obat dan Insulin, serta Penatalaksanaan DM


Credit: pixabay(dot)com (modified)


► Definisi Diabetes Mellitus


Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang disebabkan adanya resistensi terhadap insulin dan penurunan sekresi insulin, sedangkan menurut WHO, diabetes mellitus merupakan penyakit kronik yang disebabkan oleh faktor keturunan, penurunan sekresi insulin oleh pankreas atau ketidakefektifan kerja insulin (American Diabetes Association, 2007).

Orang dengan metabolisme normal mampu mempertahankan kadar glukosa darah antara 70 – 110 mg/dl dalam kondisi asupan makanan yang berbeda-beda. Kadar glukosa darah dapat meningkat antara 120 sampai 140 mg/dl setelah makan, namun keadaan ini akan kembali normal dengan cepat karena kelebihan glukosa darah akan disimpan sebagai glikogen dalam hati dan sel-sel otot sebagai glikogenesis.

Kadar glukosa darah normal dipertahankan selama keadaan puasa melalui mekanisme glikogenolisis yaitu pelepasan cadangan glukosa dalam tubuh, dan mekanisme glukoneogenesis yaitu pembentukan glukosa baru dari asam amino, laktat dan gliserol yang berasal dari trigliserida.

Regulasi hormonal glukosa darah dilakukan oleh insulin yang merupakan satu-satunya hormon yang menurunkan glukosa darah. Insulin diperlukan untuk transport glukosa, asam amino, kalium, dan fosfat melintasi melintasi membran sel, khususnya sel-sel adiposa dan sel otot yang sedang beristirahat. Insulin juga berperan dalam mengaktivasi enzim yang meningkatkan metabolisme intraseluler. (Arisman, 2011)

Mekanisme kerja insulin terjadi melalui adanya ikatan antara insulin dengan reseptor pada membran plasma sel dan memulai suatu rangkaian aktivitas seluler post reseptor yang diatur oleh suatu second messenger berupa cyclic guanosine 3.5 – monophosphat
(Sudoyo, et al., 2006).

Diagnostik diabetes mellitus ditegakkan berdasarkan gejala polidipsi, polifagi, poliuri dan peningkatan glukosa darah. Berdasarkan kriteria diagnostik WHO, peningkatan glukosa sebagai kriteria diabetes adalah > 140 mg/dl (7,8 mmol/L) pada pemeriksaan gula darah puasa, atau > 200mg/dl (11,1 mmol/L) pada pemeriksaan tes gula darah sewaktu atau glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengonsumsi 75 g karbohidrat (2 jam postprandial) > 200 mg/dl (11,1 mmol/L) dan pemeriksaan dilakukan sedikitnya dua kali (Smeltzer, 2008).

Klasifikasi Diabetes Mellitus


Klasifikasi diabetes meliputi DM tipe 1 (IDDM), DM tipe 2 (NIDDM), diabetes gestasional (DMG) dan Diabetes Mellitus tipe lain akibat gangguan glukosa darah (American Diabetes Association, 2007). Sedangkan klasifikasi diabetes mellitus menurut Perkeni yang merujuk pada klasifikasi Diabetes Mellitus yang dikeluarkan WHO, (Perkeni, Konsesus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia, 2006) meliputi beberapa tipe, yaitu :

● Diabetes Mellitus Tipe 1


Terjadi akibat destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut.

● Diabetes Mellitus Tipe 2


Terjadi akibat faktor yang bervariasi terutama karena resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang disebabkan karena defek sekresi insulin disertai resistensi insulin.

● Diabetes Mellitus Gestasional (DMG)


Yaitu diabetes mellitus yang terjadi karena kehamilan.

● Diabetes Mellitus Tipe Lain


Ada beberapa jenis diabetes mellitus tipe lain, di antaranya:

- Diabetes mellitus karena defek genetik fungsi sel beta

- Diabetes mellitus karena efek genetik kerja insulin

- Diabetes mellitus karena penyakit eksokrin pankreas, yaitu di antaranya:
   Pankreatitis
   Tumor atau Pankreatektomi
   Pankreatopati Fibrokalkulus

- Diabetes mellitus karena endokrinopati

- Diabetes mellitus karena obat atau zat kimia, misalnya:
   Glukokortikoid, Hormon Tiroid
   Tiazid, Dilantin, Interferon-Alfa, dll

- Diabetes mellitus karena infeksi, yaitu infeksi oleh:
   Rubella kongenital
   Virus sitomegalo (CMV)

- Diabetes mellitus karena faktor imunologi yang jarang, yaitu:
   Antibodi anti insulin

- Diabetes mellitus karena sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM, misalnya:
   Syndrom Down
   Syndrom Kleinefelter
   Syndrom Turner

► Perbedaan Diabetes Mellitus Tipe 1 dan Diabetes Mellitus Tipe 2


Karakteristik utama IDDM (DM Tipe 1) adalah adanya kebutuhan akan terapi insulin, dimana pasien ini memiliki ketergantungan sepenuhnya pada insulin eksogen (absolut), sedangkan pada NIDDM (DM Tipe 2) kebutuhan insulin bersifat relatif. Perbandingan kedua tipe diabetes ini diuraikan pada tabel di bawah ini:


Insulin Dependent DM
(IDDM / tipe 1)
Non Insulin Dependent DM
(NIDDM / tipe 2)
Usia
Sering pada usia < 40 tahun
Sering pada usia > 40 th.
Insulin
Defisit absolut
Defisit relatif
Ketosis
Cenderung terjadi
Jarang/tidak terjadi
Komplikasi
Lebih sering mempengaruhi pembuluh darah kecil pada
mata dan ginjal
Lebih sering mempengaruhi pembuluh darah besar dan saraf
Pengobatan
Insulin, diet, dan olahraga
Diet dan latihan, dapat diberi suplemen agen hipoglikemik
(Sumber: Briscoe & Davis, 2006)

► Komplikasi Diabetes Mellitus


Pengelolaan penyakit DM yang tidak baik dapat menimbulkan komplikasi baik akut maupun kronik. Menurut Perkeni (Perkeni, Konsesus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia, 2006) komplikasi DM yang sering terjadi adalah:

● Komplikasi Akut Diabetes Mellitus


- Ketoasidosis Diabetik
- Hiperosmolar Non Ketotik

● Komplikasi Menahun Diabetes Mellitus


- Komplikasi makroangiopati diabetes mellitus, contohnya:
   Pada pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner)
   Pada pembuluh darah tepi
   Pada pembuluh darah otak (stroke)

- Komplikasi mikroangiopati diabetes mellitus, contohnya:
   Retinopati Diabetik
   Nefropati Diabetik

- Neuropati

- Rentan infeksi, misalnya tuberkulosis paru, gingivitis, dan infeksi saluran kemih.

- Luka kaki diabetikum

► Jenis Obat-Obatan Diabetes Mellitus


Jika pasien diabetes mellitus telah menerapkan pengaturan makanan dan kegiatan jasmani yang teratur namun pengendalian glukosa darah belum tercapai, maka perlu dipertimbangkan pemakaian obat hipoglikemik oral (OHO) maupun insulin (Perkeni, 2006). Tujuan utama dari pengobatan diabetes adalah untuk mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran yang normal. Berdasarkan konsensus Perkeni 2006, obat hipoglikemia yang sering digunakan adalah sebagai berikut:

● Obat Sulfonilurea untuk Diabetes Mellitus


Obat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Sulfonilurea merupakan pilihan utama untuk pasien dengan berat badan normal dan kurang, namun masih boleh diberikan kepada pasien dengan berat badan lebih. Sulfonilurea dengan waktu kerja panjang sebaiknya dihindari untuk mencegah risiko hipoglikemia yang berkepanjangan.

● Obat Biguanid untuk Diabetes Mellitus


Obat golongan ini mempunyai efek utama mengurangi produksi glukosa hati dan memperbaiki suplai glukosa perifer. Obat golongan ini terutama dianjurkan dipakai sebagai obat tunggal pada pasien gemuk. Kontraindikasi Biguanid adalah pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hati, serta pasien-pasien dengan kecenderungan hipoksemia (misalnya pasien dengan penyakit serebrovaskular). Obat biguanid dapat memberikan efek samping mual, dan untuk mengurangi keluhan tersebut dapat diberikan bersamaan atau sesudah makan.

● Terapi Insulin untuk Diabetes Mellitus


Terapi insulin umumnya digunakan untuk psien DM Tipe 1, namun terkadang juga diberikan pada pasien DM Tipe 2. Berdasarkan pada konsesus Perkeni 2006, indikasi penggunaan insulin pada DM tipe-2 adalah:

-  Ketoasidosis, koma hiperosmolar dan asidosis laktat

- Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar)

- Berat badan yang menurun dengan cepat

- Kehamilan / diabetes mellitus gestasional yang tidak terkendali dengan control diet

- Tidak berhasil / tidak bisa (kontra indikasi) dikelola dengan OHO dosis maksimal

Insulin terdapat dalam 3 bentuk dasar, masing-masing memiliki kecepatan dan lama kerja yang berbeda (Perkeni, 2006):

► Jenis-Jenis Insulin untuk Diabetes Mellitus


● Insulin Kerja Cepat


Insulin yang termasuk dalam insulin golongan ini adalah insulin reguler, yang bekerja paling cepat dan paling singkat. Insulin ini sering kali mulai menurunkan kadar gula dalam waktu 20 menit, mencapai puncaknya dalam waktu 2-4 jam dan bekerja selama 6-8 jam. Insulin kerja cepat sering kali digunakan oleh penderita yang menjalani beberapa kali suntikan setiap harinya dan disuntikkan 15-20 menit sebelum makan.

● Insulin Kerja Menengah


Insulin yang termasuk golongan ini adalah insulin suspensi seng atau suspensi insulin isofan. Mulai bekerja dalam waktu 1-3 jam, mencapai puncak maksimun dalam waktu 6-10 jam dan bekerja selama 18-26 jam. Insulin ini bisa disuntikkan pada pagi hari untuk memenuhi kebutuhan selama sehari dan dapat disuntikkan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan sepanjang malam.

● Insulin Kerja Lambat


Insulin yang termasuk golongan ini adalah insulin suspensi seng yang telah dikembangkan. Efeknya baru timbul setelah 6 jam dan bekerja selama 28-36 jam. Sediaan insulin stabil dalam suhu ruangan selama berbulan-bulan sehingga bisa dibawa ke mana-mana.

► Penatalaksanaan Medis Diabetes Mellitus


Umumnya pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah, untuk kemudian dinaikkan secara bertahap sesuai dengan kadar glukosa darah pasien. Apabila dengan sulfonilurea atau metaformin sampai dosis maksimal ternyata sasaran kadar glukosa darah belum tercapai, maka perlu dipertimbangkan pemberian kombinasi dua kelompok obat hipoglikemik oral yang berbeda (sulfonilurea + metaformin atau metaformin + sulfonilurea, acarbose + metaformin atau sulfonilurea).

Kombinasi OHO dosis kecil dapat juga digunakan untuk menghindari efek samping masing-masing kelompok obat, atau dapat juga diberikan kombinasi ketiga kelompok OHO bila belum juga dicapai sasaran yang diinginkan, atau ada alasan klinik di mana insulin tidak memungkinkan untuk dipakai (Perkeni, 2006)

Pemberian dosis OHO maksimal baik sendiri-sendiri ataupun secara kombinasi bila sasaran glukosa darah belum tercapai, maka diperlukan kombinasi OHO dan Insulin. Ada berbagai cara kombinasi OHO dan insulin (OHO + insulin kerja cepat 3 kali sehari, OHO + insulin kerja sedang pagi hari, OHO + insulin kerja sedang malam hari).

Penggunaan yang paling sering digunakan adalah kombinasi OHO dan insulin malam hari mengingat walaupun dapat diperoleh keadaan kendali glukosa darah yang sama, tetapi jumlah insulin yang diperlukan paling sedikit pada kombinasi OHO dan insulin kerja sedang malam hari (Perkeni, 2006).


PULSA GRATIS!!!

Kamu punya blog atau punya akses untuk mengelola blog milik instansi tertentu (dinas, puskesmas, RS, universitas, dll)?
dan kamu mau PULSA GRATIS?

Buat artikel yang terkait dg artikel ini atau artikel lain di blog ini, lalu cantumkan URL artikelnya pada artikel kamu sebagai tambahan bacaan. Artikelnya gak perlu panjang-panjang kok, minimal 200 kata sudah boleh. Kalo kamu ada artikel lama yang tinggal diedit untuk ditambahkan URL artikel kami, itu lebih bagus lagi ^_^

Setelah kamu ada artikelnya, beritahu kami dengan cara kirim pesan kepada kami langsung dari menu "Hubungi kami" yang berisi nama kamu, nomor HP, dan URL artikel yang kamu buat.

Kami akan menyeleksi peserta yang memenuhi syarat lalu secara acak akan memilih peserta yang beruntung setiap bulannya untuk mendapatkan pulsa gratis sebesar Rp 20.000,-

Yuk, ikutan! kapan lagi bisa dapat pulsa gratis dengan mudah, hehe :D

Untuk mengirim pesan dan jika ada pertanyaan, hubungi kami disini >> http://www.sainsphd.com/p/hubungi-kami.html

Title : Diabetes Mellitus: Definisi, Klasifikasi, Komplikasi, Jenis Obat dan Insulin, serta Penatalaksanaan DM
URL : https://sains-phd.blogspot.com/2017/09/diabetes-mellitus-dan-jenis-insulin.html

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »