Kolostomi: Definisi, Indikasi, Jenis,
dan Efeknya Bagi Pasien
Credit: media(dot)defense(dot)gov (modified) |
► Definisi
Kolostomi
Kolostomi
adalah sebuah ostomi
yang dibuat di kolon (Lemone & Burke, 2008). Kolostomi dibuat jika
terjadi sumbatan pada usus oleh karena tumor, sifatnya bisa sementara atau tetap. Kolostomi
sementara dibuat untuk meningkatkan penyembuhan pada anastomosis,
sedangkan kolostomi tetap dibuat ketika bagian distal kolon dan rektum diangkat
sehingga kolostomi berfungsi untuk pengeluaran
feses.
► Indikasi Kolostomi
Secara
umum indikasi dibuatnya kolostomi adalah adanya karsinoma pada rektum, karsinoma pada anus
dan anal canal, obstruksi usus besar, fistula vesicocolic, untuk
melindungi anastomosis, trauma pada usus besar dan indikasi lainnya seperti
diverticulitis atau komplikasi dari diverticulitis, nyeri hebat pada rektum, terapi radiasi pada
rahim dan fistula rektovaginal.
► Jenis-Jenis Kolostomi
Pembagian
kolostomi didasarkan pada bagian kolon tempat dibuatnya kolostomi, yaitu ascending kolostomi, transverse
kolostomi, descending kolostomi dan kolostomi
sigmoid. Kolostomi sigmoid merupakan kolostomi tetap
yang paling sering
dibuat. Kolostomi ini dibuat pada saat dilakukan operasi reseksi abdominoperineal. Kolon
sigmoid, rektum dan anus diangkat melalui insisi abdominal dan perineal, anal
canal ditutup kemudian dibuatkan stoma pada proksimal kolon sigmoid.
Stoma biasanya berada pada kuadran kiri bawah dari abdomen.
Terdapat tiga tipe stoma, yaitu antara lain:
● End Stoma
End stoma
dibuat dengan memotong usus dan membawa ujung bagian proksimal yang masih
berfungsi keluar dari kulit sebagai single stoma. Sedangkan bagian distalnya
diangkat atau tetap berada di abdomen.
● Double-Barreled Stoma
Double-barrel stoma
dibuat ketika bagian proksimal dan distal dari usus yang telah dipotong
dikeluarkan ke permukaan kulit sebagai dua stoma yang terpisah. Ujung proksimal
merupakan bagian yang berfungsi sebagai usus dan bagian distal sebagai fistula mucous.
● Loop Stoma
Pada
kasus-kasus trauma, penyakit, atau obstruksi pada usus sering dibuat stoma jenis ini. Loop dari usus halus dibawa keluar
melalui pembedahan pada
dinding abdomen. Usus tidak dipotong tetapi dibuka pada sepanjang permukaan usus yang keluar.
Bagian tepi yang terbuka kemudian dibiarkan everted
dan sutured pada kulit.
► Efek Kolostomi Bagi Pasien
Pembuatan
stoma termasuk kolostomi pada pasien kanker kolorektal menimbulkan munculnya berbagai masalah
pada pasien baik fisik maupun psikologis. Menurut Brown dan Edwards (2005),
terapi pembedahan pada kanker kolorektal khususnya kolostomi sering memberikan
efek yang sangat besar pada body image
dan seksual responsiveness.
Adanya
tabu sosial tentang fungsi eliminasi menyebabkan banyak pasien merasa tidak nyaman
jika sekarang fesesnya harus keluar melalui lubang yang ada di perutnya. Pasien
sering mengekspresikan berbagai reaksi antara lain fatigue dan kelemahan yang
berlebihan, perasaan rapuh dan mudah merasa bersalah, putus asa, perasaan invalid dan
depresi, ketakutan akan adanya bau, kebocoran atau takut kotor pada baju, emosional
dan perasaan hilangnya kontrol diri.
Sedangkan
menurut Black (2000) problem terbesar pasien dengan stoma adalah ketakutan jika mereka akan
menghasilkan bau yang dapat dideteksi atau diketahui oleh orang lain. Komplikasi
stoma lainnya menurut Black adalah stress pasien akan kemungkinan isolasi sosial,
rendahnya self esteem, konflik body image dan perasaan tak berdaya dan tidak
kompeten.
Masalah
fisik yang dapat timbul pada kulit di sekitar stoma antara lain kebocoran feses,
iritasi mekanis, alergi / hipersensitivitas, lembab, dan penyakit kulit yang
ada sebelumnya seperti eksim, psoriasis, pyoderma. Masalah-masalah lainnya pada
stoma adalah hernia, prolaps, ileus paralitik, retraksi dan stenosis.
Reaksi
terhadap pembedahan ostomi
menurut Ignatavius dan Workman (2006), adalah adanya ketakutan tidak dapat diterima
oleh orang lain, perasaan kehilangan berhubungan
dengan gangguan dalam body image dan
masalah seksualitas. Juga ada
hubungan antara kualitas hidup dan harga diri pada individu dengan stoma.
Hasil
dari penelitian yang dilakukannya menunjukkan
bahwa kualitas hidup dan harga diri bersifat indicative dan bahwa keseluruhan
populasi individu dengan stoma mempunyai persepsi yang positif. Hasil penelitian ini juga
menyatakan bahwa individu-individu dengan stoma mempunyai hasil pemulihan psikososial
yang buruk yang meliputi tidak mau kembali ke pekerjaan mereka sebelumnya,
tidak menginginkan kontak dengan teman atau bahkan dengan keluarganya
Semua
pasien mempunyai respon psikologis yang signifikan terhadap setiap pembedahan yang
mengakibatkan perubahan terhadap integritas fisik. Respon tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor, di antaranya
karakteristik individu, pengalaman
yang dialami sebelumnya, dan mekanisme koping.
Beberapa
aspek psikologis
pada individu yang menjalani operasi pembuatan stoma menurut Blackley (2003), antara lain
adanya ketakutan akan keberhasilan pembedahan, rasa malu, pengaruhnya
terhadap kehidupan seperti rasa aman, mencintai dan dicintai, aktualisasi diri,
konsep diri yang meliputi body image,
harga diri, efek kultural,
perasaan dan kepercayaan, hilangnya kontrol, empowerment dan ideal diri.
Para pasien yang sudah menjalani atau akan menjalani
pembedahan untuk stoma, jangan merasa khawatir dan takut karena pembedahan
tentu dilakukan atas indikasi yang benar dan lebih banyak manfaat daripada
dampaknya. Masalah yang Anda aami setelah bedah stoma dapat dibantu oleh
dukungan perawatan dari petugas medis dan juga tentunya dukungan dari keluarga
juga penting.
Ada beberapa tahapan-tahapan yang
terjadi pada
individu dengan perubahan body image
yaitu: (Black, 2000)
- realization,
yang ditunjukkan
dengan menghindar atau denial
- alarm, ditunjukkan dengan
adanya cemas,
gelisah, takut dan tidak aman
- searching, ditandai dengan
perasaan episode
akut dengan cemas, panik dan preokupasi dengan kehilangan
- berduka, ditandai dengan perasaan
kehilangan internal dan mutilasi
- yang terakhir resolusi, ditandai dengan upaya-upaya untuk
membangun identitas sosial yang baru.
Aspek
psikologis lainnya dapat dilihat dari teori libido tentang perkembangan psikososial yang dikemukakan
oleh Freud bahwa insting
dapat diturunkan dari perkembangan
oral, anal dan genital. Jika insting
ini tidak dapat dikontrol sebagaimana
mestinya, dapat memunculkan gejala-gejala seperti kecemasan, rasa malu, depresi dan gangguan
seksual. Freud memfokuskan pada area erotogenik dari tubuh sebagai hal yang
mendasar dalam pembentukan karakter. Karakter anal dapat dimanifestasikan
sebagai obsesi, kompulsi, keteraturan atau kerapian, rigidity, dan kecermatan.
Pada
masyarakat yang beragama Islam, Hindu, dan Kristen, kebersihan dan tubuh yang utuh merupakan
prasarat untuk melaksanakan ritual keagamaan wajib. Meskipun terdapat
pengecualian pada perubahan oleh karena keadaan tersebut, tetapi banyak
masyarakat yang merasa tidak biasa sehingga pada awalnya banyak pasien yang
menolak untuk dilakukannya pembedahan ostomi.
Dalam
agama, perasaan spiritual diri mungkin mengakibatkan timbulnya perasaan bahwa penyakit dan
stoma merupakan hukuman dari Tuhan atau merasa bahwa Tuhan telah meninggalkannya.
Kerusakan pada tubuh atau adanya stoma
mungkin dianggap sebagai suatu pengecualian untuk dapat mengikuti praktek-praktek keagamaan
(Blackley, 2003).
Studi
literatur tentang pengalaman pasien dengan stoma dan adaptasinya terhadap perubahan gaya
hidup yang baru dan body image
menghasilkan beberapa
tema yang umum seperti adanya ketidaknyamanan fisik, psikologis, trauma sosial dan lain-lain. Dilaporkan
bahwa pasien dengan stoma telah mengeluarkan biaya yang sangat besar sekali untuk
pengobatan, dan ini juga menimbulkan ketidaknyamanan tidak hanya pada
ketidaknyamanan secara fisik, tetapi juga psikologis dan trauma sosial. (Black, 2000)
Secara
umum populasi ostomate mempunyai persepsi positif tentang kualitas hidup dan harga
diri. Penelitian menunjukkan bahwa individu
dengan stoma mempunyai pemulihan psikososial yang buruk dimana mereka tidak mau kembali ke
pekerjaan sebelumnya, menyendiri, tidak ingin kontak dengan teman-temannya
dan kadang dengan keluarga. Stoma juga telah menimbulkan masalah seksual. (Black, 2000)
Disfungsi
seksual merupakan salah satu variasi komplikasi dari prosedur pembedahan selama pembuatan
ostomi. Pasien laki-laki mungkin
menjadi tidak mampu
ereksi, pasien perempuan mungkin mengalami perubahan dalam lubrikasi dan ekspansi
vagina oleh karena terganggunya saraf dan suplai darah pelvis.
Setelah
menjalani pembedahan,
pasien sering mengalami fatigue selama pemulihan fisik, kebiasaan toileting
yang baru, dan bagi individu yang telah didiagnosa kanker sering merasa ketakutan akan
prognosisnya, dan ini semua menyisakan energi yang sedikit untuk kebutuhan
seksual.
Adanya
stoma juga mengakibatkan individu merasa ketakutan yang terus menerus akan bau, bunyi
flatus, pengosongan stoma, lepasnya kantong kolostomi selama berhubungan
seksual. Hal ini bisa mengakibatkan kecemasan yang sangat dan stress bagi
pasien maupun pasangannya dan pada akhirnya dapat menurunkan hasrat seksual.
Kecemasan dapat mengakibatkan impotensi psikologis bagi laki-laki dan membuat wanita
tidak bisa mencapai kepuasan seksual
(Blackley, 2003).
Kamu punya blog atau punya akses untuk mengelola blog milik instansi tertentu (dinas, puskesmas, RS, universitas, dll)?
dan kamu mau PULSA GRATIS?
Buat artikel yang terkait dg artikel ini atau artikel lain di blog ini, lalu cantumkan URL artikelnya pada artikel kamu sebagai tambahan bacaan. Artikelnya gak perlu panjang-panjang kok, minimal 200 kata sudah boleh. Kalo kamu ada artikel lama yang tinggal diedit untuk ditambahkan URL artikel kami, itu lebih bagus lagi ^_^
Setelah kamu ada artikelnya, beritahu kami dengan cara kirim pesan kepada kami langsung dari menu "Hubungi kami" yang berisi nama kamu, nomor HP, dan URL artikel yang kamu buat.
Kami akan menyeleksi peserta yang memenuhi syarat lalu secara acak akan memilih peserta yang beruntung setiap bulannya untuk mendapatkan pulsa gratis sebesar Rp 20.000,-
Yuk, ikutan! kapan lagi bisa dapat pulsa gratis dengan mudah, hehe :D
Untuk mengirim pesan dan jika ada pertanyaan, hubungi kami disini >> http://www.sainsphd.com/p/hubungi-kami.html
Title : Kolostomi: Definisi, Indikasi, Jenis, dan Efeknya Bagi Pasien
URL : https://sains-phd.blogspot.com/2017/09/kolostomi.html
dan kamu mau PULSA GRATIS?
Buat artikel yang terkait dg artikel ini atau artikel lain di blog ini, lalu cantumkan URL artikelnya pada artikel kamu sebagai tambahan bacaan. Artikelnya gak perlu panjang-panjang kok, minimal 200 kata sudah boleh. Kalo kamu ada artikel lama yang tinggal diedit untuk ditambahkan URL artikel kami, itu lebih bagus lagi ^_^
Setelah kamu ada artikelnya, beritahu kami dengan cara kirim pesan kepada kami langsung dari menu "Hubungi kami" yang berisi nama kamu, nomor HP, dan URL artikel yang kamu buat.
Kami akan menyeleksi peserta yang memenuhi syarat lalu secara acak akan memilih peserta yang beruntung setiap bulannya untuk mendapatkan pulsa gratis sebesar Rp 20.000,-
Yuk, ikutan! kapan lagi bisa dapat pulsa gratis dengan mudah, hehe :D
Untuk mengirim pesan dan jika ada pertanyaan, hubungi kami disini >> http://www.sainsphd.com/p/hubungi-kami.html
Title : Kolostomi: Definisi, Indikasi, Jenis, dan Efeknya Bagi Pasien
URL : https://sains-phd.blogspot.com/2017/09/kolostomi.html